Mohon tunggu...
Jejen Al Cireboni
Jejen Al Cireboni Mohon Tunggu... Administrasi - Terus menginspirasi dan berbagi pengalaman

Hidup adalah Perjalanan Cinta, mengisi perjalanan dan menuju perjalanan akan indah jika kita saling berbagi dan dan selalu menjaga hati untuk mengapai Cinta & RidhoNya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Saja Kendaraan untuk Sukses?

15 November 2014   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:44 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak jalan menuju Rhoma, banyak jalan menuju Mekkah dan banyak jalan menuju kesuksesan. Yang jadi masalah adalah mau naik apa kita menuju kesana ?

Dan sikap kita adalah kendaraannya. Sikap kita dengan impian kita , percuma kalau kita mempunyai mimpi besar dan action hebat tapi kita tidak mengimani, tidak meyakini dan tidak berfikir bahwa kita ini akan sukses. Ibaratnya seperti uang koin, ada impian ada keyakinan. Seperti uang koin 500 rupiahan yang berisi dua sisi. Satu sisi bisa kita ibaratkan dengan impian atau cita-cita kita berupa tulisan 500 itu, dan garudanya adalah keyakinan kita. Bila kita cuman mempunyai impian saja berarti seperti uang koin yang cuman bersisi tulisan 500 tanpa ada gambar garudanya, sama saja bohong. Makanya sikap kita sebelum sukses adalah meyakini dan mengimani kesuksesan itu akan datang dan merasakan juga berfikir seperti orang-orang sukses diluar sana. Jadi sebelum sukses kita sebaiknya berfikir seperti orang-orang yang sudah sukses dan bersukap seperti orang yang sukses.

Dan kedua adalah sikap kita terhadap orang lain, banyak orang yang kadang menghina , meremehkan dan menertawakan kita , mana mungkin kita jadi milyoner? Mana mungkin kita bisa sukses ? Mana mungkin kita bisa ini itu. Dan dalam kasusku sendiri ,bisa kuliahnya tapi belum tentu bisa dapat kerjaannya. Itu orang-orang kampung mencibir saat saya dulu kuliah dan ibuku adalah seorang penjual gado-gado dikampung. Dan pokoknya dalam apapun ada saja yang meremehkan. Tapi sikap kita terhadap orang-orang seperti ini adalah kita cukup berikan senyuman atau diam. Karena kalau kita marah dan sakit hati maka mungkin dan pastinya Tuhan akan mempersulit lagi jalan kita untuk sukses. Tapi kalau kita kasih senyuman atau diam maka Tuhan akan mempermudah jalan kita untuk sukses. Dan ini adalah ujian buat kita.

Lalu yang terakhir adalah sikap kita dengan kegagalan , gagal itu tidak bisa kita hindari, dana lawan gagal itu bukan tidak sukses, tapi lawan gagal itu tidak ada. Dan gagal itu adalah satu paket dengan diam. Saat kita diam maka otomatis kita telah gagal, tapi saat kita terus berusaha itu bukan gagal tapi belum sukses, sukses itu datang dan sukses juga perlu diaraih.

Mari kita lihat sejarah besar yang mengubah umat manusia, yaitu baginda Nabi Muhammad SAW , ketika beliau dan kaum muslimin dikepung dan diserang dari berbagai penjuru dari kumpulan kaum kafir dan ketika waktu itu juga kaum muslimin di Madinah dihinati oleh Yahudi. Ketika kota Madinah terkepung dan beberapa hari kaum muslimin tidak makan dan dalam kepungan kaum muslimin. Dan kejadian ini dikenal dengan perang Khondak atau perang Parit, karena waktu itu atas usul seornag Sahabat untuk melakukan taktik menggali parit sekeliling kota Madinah.

Dan ketika proses penggalian parit ada sebuah batu besar yang tidak bisa dihancurkan dan beberapa orang dan sahabat besar mencoba menghancurkan batu itu tapi tidak bisa juga, maka dipanggillah Rasullah SAW , dan singkat cerita Rasullah berhasil menghancurkan batu itu dan rasullah bersabda yang intinya orang-orang muslim akan mengalahkan kekuatan adi daya terhebat dizaman itu yaitu Persia dan Rhoma , dan sekilas ini terlihat gila dan sinting, karena waktu itu kaum muslimin sedang dikepung pasukan musuh dan bahkan belum makan selama beberapa hari. Dan ini juga membuat kaum muslimin bermimpi besar dan meyakini bahwa mereka akan sukses dan selamat. Dan ini terbukti ketika akhirnya pasukan yang mengepung kota Madinah pergi dan semangat juga keyakinan kaum muslimin untuk menyebarkan Islam lebih luas dan berhasil menaklukan kisra Persia .

Begitu juga sikap Rasullah saat beliau sedang berdakwah menyebarkan Islam awal di suku Thoif dan suku ini bukannya menyambut dengan baik ajakan Rasullah tapi Rasullah malah mereka lempari batu dan yang parah adalah melempar isi perut dari domba ke kepala Rasullah, sudah penuh luka oleh batu-batu dan bau yang sangat oleh kotoran isi binatang. Dan sampai-sampai malaikat datang menghadap Rasullah dan meminta Rasullah untuk berdoa kepada Allah untuk menghancurkan kota Thoif, begitu juga dengan putri Rasullah meneteskan air mata ketika melihat bapaknya penuh luka dan juga kotoran. Tapi Rasullah tidak berdoa yang tidak baik, rasullah malah mendoakan mereka dan dalam sejarah kemudian banyak ketrurunan dari suku Thoif ini menjadi pejuang yang hebat dalam Islam.

Teringat juga kisah Muhammad Al Fatih yang menaklukan Bezaitum, ratusan tahun Rasullah bersabda bahwa Bezaitum akan ditaklukan oleh sebaik-baik pasukan dan sebaik-baik pemimpin, dan banyak muslim yang mencoba tapi belum juga berhasil, tapi kaum muslim tidak mau menyerah . Dan ketika Muhammad Al Fatih dengan para Ghanzinya menaklukan Bezaitum juga bukan dengan cara yang mudah malah beberapa kali mengalami kekalahan dan berbagai taktik perang berlian, seperti pembangunan benteng yang mendadak, penggalian lorong bawah tanah dan juga pengankutan armada kapal perang lewat jalur darat serta juga senjata paling mutahir dizamannya. Begitu juga dengan para ulama yang dibelakangnya yang juga terus meneerus berdoa . Dan yang paling membuat kita melongo adalah pasukan ini siangnya puasa dan malam masih melakukan sholat malam. Tapi diujung kisah akhirnya Bezaitum ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih .

Jadi untuk sukses kita harus bisa menaiki ke 3 kendaraan itu. Harus dan wajib bisa mengendalikan sikap kita, sikap kepada impian dan keyakinan akan sukses, sikap terhadap orang lain dan sikap terhadap kegagalan. Selamat memenangkan episode hidup Anda para Kompasianer.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun