Mohon tunggu...
Alby Labib
Alby Labib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang santri yang senang berkelana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

1 Abad Nahdlatul Ulama (Manifestasi Perjuangan Kyai Nahdlatul Ulama)

8 Februari 2023   11:17 Diperbarui: 8 Februari 2023   11:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selasa, 7 Februari 2023/16 Rajab 1444 diperingati hari lahir organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang pada kesempatan ini genap berusia 1 abad. Tentu bukan perkara mudah mengemban organisasi dalam waktu yang lama tersebut. Pasti memerlukan dasar yang sangat kuat sehingga dapat terus diterima di masyarakat. Para muassis/pendiri organisasi ini lah yang dengan keikhlasannya menanamkan kepada penerusnya arti perjuangan sesungguhnya. Sehingga dengan izin Allah Nahdlatul Ulama dapat tetap eksis di tengah dinamika masyarakat. Bahkan NU sudah seperti darah daging bangsa Indonesia itu sendiri. Banyak peristiwa-peristiwa besar, yang jika tidak ada NU di dalamnya mungkin tidak dapat teratasi. Khidmah besar NU kepada bangsa Indonesia lah yang menjadikannya sebagai organisasi yang sangat diterima oleh setiap lapisan masyarakat.     

Dalam berbagai dinamika perpolitikan nasional, NU telah mampu memberikan uswah hasanah. Karna prinsip dasar yang dipegang oleh kader-kader NU adalah politik kebangsaan. Bukan hanya soal rebut-merebut kekuasaan, tapi NU selalu berupaya menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Yang dalam Bahasa Gus Dur beliau menyebut “diatas politik ada kemanusiaan”. Barangkali kalimat itulah yang dapat menggambarkan bagaimana khittah NU dalam menjalankan aktifitas politiknya. 

Coba bisa kita bayangkan jjika NU sedari awal tidak memegang prinsip tersebut, dengan jumlah warganya yang sangat banyak di Indonesia, bahkan konon menurut salah satu Lembaga survey sekitar 75% warga Indonesia mengaku Nahdliyyin, tentu akan begitu mudah menggunakan privillage tersebut untuk meraup berbagai keuntungan. Bahkan tidak mustahil untuk dapat menentukan arah kebijakan Indonesia sesuai “keinginan” nya sendiri. Tapi nyatanya tidak seperti demikian. Hal tersebut merupakan bukti bahwa NU memegang teguh prinsip politik kebangsaan.

Kiprah NU dalam Pendidikan sudah sangat jelas dapat dirasakan. Terutama sekali kiprah ulama-ulama NU dalam mengabdikan dirinya dalam Pendidikan kepesantrenan. Melalui Lembaga pesantren itu lah NU sebagai organisasi keagamaan mampu mencetak kader-kader yang mumpuni dalam ilmu keislaman. Bukan hanya itu, dengan hadirnya NU pesantren yang dengan kehidupan sehari-harinya membaca teks agama, juga dididik untuk tetap menyesuaikan realitasnya. 

Terbukti, pesantren-pesantren dengan Haluan NU tidak pernah melahirkan santri/pelajar yang berpahaman ekstrimisme. Tentunya melalui keilmuan yang luas sosok ulama NU sehingga membuka cakrawala santri-santrinya mengenai keberagaman. Tidak mungkin orang yang luas pengetahuan dan pengalamannya bersikap ekslusif. Semakin ia mendalami satu pengetahui, semakin sadar juga akan ketidak tahuannya. Layaknya padi, semakin berbuah maka semakin menunduklah padi. Begitulah sikap tawadlu yang diajarkan di pesantren. Ini lah sebenarnya dasar “penangkal ekstrimisme” ala pesantren. Biasanya sikap ekstrimis itu lahir dari pengetahuan yang dangkal disertai sikap yang ekslusif. Kemudian memaksakan realitas yang beragam ke dalam pengetahuan yang sempit itu.

Dalam menjalankan fungsi sosialnya, ulama NU jelas memberikan peran yang sangat penting di tengah masyarakat. Bukan hanya sebagai tokoh agama, bahkan peran kyai di tengah masyarakat dibutuhkan hampir setiap fungsi struktur sosial di masyarakat. Di satu sisi banyak kyai yang menjadi seorang konsultan bagi keluh kesah masyarakatnya. Di sisi lain kyai juga menjadi mediator bagi dua pihak yang berkonfik. Di sisi lain kyai juga berfungsi sebagai hakim, untuk setiap masalah yang ada di masyarakat. Bahkan kyai juga bisa jadi konsultan politik bagi masyarakat. Tidak jarang masyarakat menentukan pilihan politiknya atas fatwa dari seorang kyai. Ini lah betapa kompleksnya peran seorang kyai di tengah masyarakat. Karakteristik kyai seperti demikian, yang siap berbaur dengan masyarakat tentunya sangat khas gaya dari ulama NU, yang secara geneologi lahir dari pedesaan.

Beberapa peran ulama NU, seperti yang telah digambarkan merupakan bentuk manifestasi perjuangan NU selama 1 abad ini untuk bangsa Indonesia. Tidak heran ada yang mengatakan “selama ada NU, Indonesia akan tetap berdiri”. Karna memang nyatanya demikian. Bayangkan bagaimana nasib Indonesia jika tidak ada peran dari Nahdlatul Ulama?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun