Ingin dia menggapai jemari itu. Sayang dinding kaca terlalu tebal.
Diliputi nafsu kemarahan yang mulai menjalar, Ariani mengetuk-ngetuk dinding kaca. Ketukan menjadi pukulan. Pukulan bercampur cabikan menggebu disela teriakan kalap Ariani dan rintihan perempuan itu.
Sampai sebuah retakan muncul dan memecahkan dinding kaca tebal itu.
Ariani berlari ke arah perempuan itu dan memeluknya erat.
***
Sesosok tubuh tergeletak bersimbah darah di sebelah bak mandi. Dua puluh tiga sayatan yang cukup dalam pada perut dan sekujur tubuh menandakan jika ada dua puluh tiga sayatan yang mendera.
Seorang perempuan meringkuk di sudut kamar mandi dengan menggenggam sebilah pisau cukur berlumur darah.
Mata perempuan itu liar menatap ke segala arah. Seperti asing dengan suasana sekitar. Namun senyum kekanakan tak lepas dari sudut bibirnya.
Seorang berseragam abu-abu, memakai sepatu hitam tinggi, juga sebuah topi aneh bertengger di kepalanya, Â perlahan mendekat. Dengan suara yang terkesan penuh kehati-hatian, orang itu bertanya, "siapa namamu?"
Gadis itu menjawab lirih, "Ariani."
Tamat
Â