Mohon tunggu...
Ulul Husna
Ulul Husna Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga yang nyambi menjadi Guru dan cerpenis

Saving the world means saving children's future

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Antara Dinding Kaca Ariani dengan Perempuan Itu

23 Mei 2022   12:41 Diperbarui: 23 Mei 2022   12:43 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya, Bang. Aku salah. Maafkan aku kali ini saja."

"Goblok!" maki lelaki itu. "Kau pikir kata maaf bisa menghapus kelakuan binatangmu dan seenaknya mempermalukan aku? Dasar perempuan kotor!"

Perempuan itu memekik tatkala lelaki itu mengakhiri cercaannya. Namun pekikan memelas itu tetiba hilang saat terdengar sesuatu mencebur dalam bak mandi.

Ariani bisa merasakan penderitaannya. Wajahnya akan terasa panas tertampar air. Matanya pasti perih bercampur dengan kepanikan. Hidungnya akan tersedak dan nafas terhambat air yang memburu masuk. Tangan menggapai-gapai ke segala arah, mencari pegangan untuk mengangkat kepala yang tenggelam dalam air.

Namun apa daya. Lengan kekar menghalangi dengan sekuat tenaga, seperti tak peduli dengan nyawa yang hanya sebuah.

Dada Ariani serasa sesak. Penuh dengan air yang menyerbu ke dalam paru-parunya. Ingin dia keluar dan mencegah perlakuan lelaki itu, melawan untuk membebaskan perempuan yang disebut kotor itu.

Ariani tak kuasa. Tak ada keberanian tersisa saat lelaki itu melaksanakan niatnya yang disebut sebagai pembersih dosa.

Ariani terlalu takut. Lagipula, dinding kaca di sekitar benar-benar mengurungnya.

Meringkuk di sudut ruangan, berharap jika segala adegan yang ada di balik dinding ruangan itu cepat berlalu. Sebatas itu yang bisa dilakukannya. Untuk saat ini.

Beberapa detik kemudian, Ariani menangkap suara nafas terengah-engah. Rupanya lelaki itu telah membebaskannya dari siksaan bak mandi yang menyakitkan.

Perempuan itu megap-megap, menghirup udara sebanyak-banyaknya ke dalam mulut yang sedetik sebelumnya penuh dengan air keran kamar mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun