Mohon tunggu...
Albert Christianto
Albert Christianto Mohon Tunggu... Guru - follow me @albertchristianto13

Ex-marketing English teacher

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

4 Kesalahan Umum Pelaku E-Commerce Start-Up

9 Juni 2017   12:45 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:44 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Halo para sobat bisnis di seluruh tanah air. Pada kesempatan ini, saya akan memberikan sebuah sharing mengenaibeberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh para pelaku bisnis e-commerce pemula.

Pada dasarnya, e-commerce dapat membantu kita semua dalam mengembangkan potensi pasar jika dibandingkan dengan bisnis offline atau konvensional. E-commerce dapat menjadi sebuah alat atau jalan bagi para pelaku bisnis konvensional untuk meluaskan target market dari usaha yang dijalankannya. Namun pada kenyataannya banyak pula para pebisnisstart-up e-commerce yang gagal dalam mengembangkan jaringan target marketnya.

Di sisi lain, banyak juga para pelaku bisnis online yang mengaku jualan online tetapi tidak begitu mengerti cara-cara yang tepat dalam berjualan secara online. Mayoritas dari orang-orang tersebut hanya posting di sosial media seperti Facebook, Instagram, dll. dan berharap produk jualannya dapat dilihat oleh rekan atau teman yang ada di sosial media tersebut. Sebuah paradigma yang "menjatuhkan" potensi dari sebuah bisnis online.

Beberapa kesalahan umum yang dilakukan oleh para pebisnis e-commerce start-up antara lain:

1. Buta akan social media marketing

Hal ini merupakan salah satu penyebab "stagnansi" dari penjualan secara online melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, dll. Kebanyakan dari penjual yang memakai sosial media sebagai alat masih belum mengerti akan cara yang tepat dalam memasarkan produk.

2. Tidak mampu menjaga komitmen

Seperti yang telah saya katakan di artikel sebelumnya, untuk menjalankan sebuah bisnis online ataupun e-commerce sangatlah membutuhkan tingkat komitmen yang tinggi. Komitmen yang pada akhirnya akan berubah menjadi sebuah kegiatan rutinitas seperti foto produk, upload foto, tulis caption yang menarik, memberikan dimensi produk, customer caring, packing produk, hingga mengirimkan ke pihak ekspedisi.

3. Tidak melakukan market research terhadap kompetitor

Sama seperti ketika kita mendirikan sebuah bisnis secara konvensional. Poin pertama yang harus dilakukan pastinya adalah melakukan research terhadap kompetitor. Jangan sampai anda nekat untuk melakukan sebuah bisnis yang sudah ramai kompetitor, kecuali anda sudah memiliki "advantage" dalam menjalankan bisnis tsb. Advantage yang dimaksud adalah anda sangat yakin bahwa bisnis yang akan anda jalankan memiliki nilai lebih dari kompetitor yang ada.

4. Tidak menemukan partner bisnis yang tepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun