Mohon tunggu...
Tony albi
Tony albi Mohon Tunggu... Freelancer - berniat baik dan lakukan saja

tulis aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Corona, Dunia, Media, dan Kita (Bagian 1)

1 April 2020   04:23 Diperbarui: 1 April 2020   04:21 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semoga kita semua selalu sehat dan masih dalam lindunganNYA, aamiin. Hormat saya kepada para dokter dan tenaga medis serta relawan yang berjuang untuk kita dalam menghadapi wabah ini. Untuk saudara kita yang harus masih bekerja diluar rumah, harap mengunakan mengunakan masker, jaga jarak, waspada dan hati-hati.

Tulisan ini cukup panjang karena begitu banyak pertanyaan yang keluar dari rasa ketakutan bahkan paranoid saya sebagai masyakat awam mengenai wabah ini.

Maaf sebelumnya jika dalam tulisan ini ada pihak yang tersinggung, tidak bermaksud apa-apa hanya karena pikiran awam tentang dunia kesehatan, ekonomi maupun politik. Agar tidak menjadi fitnah, saya bukan dokter, virulog, imunolog ataupun ahli mikrobiologi, jadi harap maklum jika tulisan sama sekali tidak ada dasar ilmiahnya.

Berita tentang wabah sekitar awal tahun ini di Wuhan, China cukup mengejutkan, pembukaan awal tahun yang tidak menyenangkan dalam ekonomi dunia yang sedang lesu. Begitu masif dan cepat sekali menyebar dan menginfeksi virus corona (n- covid 19 ) ini, hingga ke hampir semua negara dan WHO menetepkan sebagai pendemi global.

Sejak awal saya tidak sependapat dengan pernyataan WHO oleh Tedros, pernyataannya cendrung menakutkan dan politis dibandingkan sebagai peringatan atau pembelajaran kepada publik akan kesiapan terjadinya bencana wabah ini, hingga menekan negara kita untuk melakukan hal yang semua negarapun gagap menghadapinya.

Hal yang sama juga terjadi di media mainstream, beritanya begitu menakutkan dan tidak berimbang, tidak ada penjelasan awal oleh para ahli baik itu virulog atau ilmuan pada bidangnya tentang virus ini. Awalnya liputan media lebih bersifat sensasional dibandingkan rasional terjadinya wabah ini, seperti orang yang terinfeksi diliput layaknya teroris, dibandingkan detail sebab keterkaitan virus ini kepada korban terinfeksi dan  meninggal, apakah mengalami komplikasi dengan penyakit yang sudah di deritanya dan lain sebagainya.

Penyebaran wabah ini begitu cepat, apakah China terlambat menutup wilayah Wuhan sejak mula ditemukannya wabah ini disana atau bagaimana ?. Bukan tidak mungkin wabah ini sudah terdeteksi oleh China sejak akhir tahun lalu dan mungkin Chinapun gagap untuk mengambil tindakannya.

Apakah virus ini bermutasi hingga menukar ke manusia, jika virus ini ada pada binatang ? Harusnya riset mengenai virus ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu sejak adanya virus SARS, terlambatkah dunia menyadari hal ini ?.

Saya bukan orang yang mudah percaya akan teori konspirasi, tapi melihat pola media seperti di orkestrasi, apakah virus ini segaja dibuat ?, saya tidak percaya hal ini, karena jika virus ini sengaja dibuat terlepas apapun motifnya, sangat unpredictable dan bisa menjadi boomerang kepada negara pembuatnya. Tapi tidak menutup kemungkinan  jika melihat sulitnya penjualan vaksin influenza selama ini, apakah industri pharmacy dan keuangan dibelakang ini ?, semoga dugaaan ini salah besar.

Jika membandingkan case fatality rate oleh virus ini dan influenza yang setiap tahunnya, influenza jauh lebih besar. Tapi mengapa virus ini begitu menghebohkan hingga menakutkan semua orang di dunia ini. Karena symptom yang ditimbulkan oleh virus ini kurang lebih sama dengan influenza dan menyebabkan pneumonia. Apakah karena tingkat penyebarannya yang tinggi, jika itu yang terjadi agaknya kita semua akan terpapar oleh virus ini cepat atau lambat, atau bagaimana ?.

Karena banyak juga yang terpapar virus ini dan dinyatakan positif, tanpa menunjukkan gejala dan ganguan kesehatan, bukan tidak mungkin virus baru ini bisa dilawan oleh tubuh yang mempunyai sistem imun yang prima ?. Jika itu adanya kenapa riset ilmiah negeri kita tidak merujuk untuk meningkatkan sistem imun tubuh dibandingkan harus membuat vaksinnya. Saya benar-benar percaya,  sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia mampu melakukan ini, dan juga ini kesempatan kita untuk menunjukan pada dunia bahwa Indonesia mampu membuat obat meningkatkan sistem imun tubuh menghadapi virus corona ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun