Mohon tunggu...
Tony albi
Tony albi Mohon Tunggu... Freelancer - berniat baik dan lakukan saja

tulis aja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Ahok (BTP) Musuh Bersama?

19 November 2019   05:29 Diperbarui: 19 November 2019   05:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agar tidak saling fitnah, saya bukan pendukung atau pembenci Ahok, karena kenal pun tidak saya dengan beliau. Boleh jadi anda tidak suka kepada Ahok, si fulan, udin, ahmad bahkan slamet, itu hak anda pribadi. Suka atau tidaknya kita dengan seseorang ada banyak sebab tapi jangan karena ketidaksukaan terus kita tidak berlaku adil kepadanya, bukan ?. Secara personal saya tidak mengenal Ahok, saya hanya kenal pak RT dan beberapa tetangga rumah, dan saya tidak pernah merasa begitu tidak suka apalagi sampai membenci mereka, semua baik-baik saja, semua tetangga dan kerabat sosial saya.

Tidak ada alasan saya untuk membenci Ahok ?, bertemu saja tidak pernah. Kalau hanya karakter orang yang seperti Ahok, banyak saya temui, saudara-saudara kita dari etnis Sumatra, sangat umum bicara keras, blak-blakan dan kasar, meskipun itu bercanda tapi mereka sangat baik. Ahok lahir dan besar di Sumatra, semua langkah yang diambilnya diucapkan secara jelas dan tegas, karakter seperti ini sering tidak bisa diterima semua kalangan apalagi sebagai pejabat publik.

Masalah Ahok hanya karena dia membawa bahasa agama dalam pernyataan publik, akhirnya menjadi bola panas dan berdampak hukum kepadanya, toh dia juga sudah menerimanya, apakah anda masih dendam kepadanya ? hingga Ahok tidak ada benarnya dimata anda ?. Anda percaya setiap orang bisa berubah ?, sekali lagi tidak ada hak saya atas sikap pribadi anda kepada Ahok ataupun mengiring opini anda agar menyukainya.

Kinerja Ahok

Diakui atau tidak, Ahok memang fenomenal, cukup blak-blakan dan terbuka cara kerjanya dan jelas, kita dapat melihat kerja dan keterbukaannya dalam memanage DKI Jakarta saat masih sebagai gubernurnya, saya tidak mau mambandingkan dia dengan gubernur yang sekarang, karena saya kenal juga tidak. Ditulisan saya sebelumnya (https://www.kompasiana.com/albchen/5db8a0d2097f3636d632b152/cara-jokowi ), saya katakan Ahok sama dengan Jokowi, hanya bedanya Jokowi kerja dengan tidak banyak berucap, hingga langkahnya agak sulit dibaca ( tipikal orang Jawa ), sama ketegasan dan keterbukaannya, lama kita tidak melihat pejabat publik seperti mereka, untuk kita yang mengalami era jaman orba.

Setiap langkah dalam mengambil kebijakannya Ahok, lebih melihat manfaat yang lebih luas dan sangat efisien dalam mewujudkannya, contoh simpang susun semanggi, KJP dan rusunawa. Setidaknya bagi saya, bagaimana Ahok bisa memanage begitu besar besar wilayah dengan keragaman dan dalam gengaman pihak-pihak yang punya kekuasaan dan uang lebih besar darinya, ini pertanyaaan yang belum saya bisa jawab, karena kalau  beliau korup dalam masa pemerintahannya, sudah lama dia diambil KPK, kita tahu begitu cepat dan jelinya KPK melilhat DKI saat itu.

Kenapa Harus Memusuhinya ?

Saya hanya tahu Ahok dari kinerjanya saja, bukan urusan saya menilai personalnya. Jika melihat kebelakang, hanya ahok terlalu banyak bicara bukan dalam konteks pekerjaannya, tapi waktu mengajarkan dia untuk lebih tenang dengan pernyataannya apalagi yang bersinggungan dengan SARA, disini saya mengakui kinerja lurus Jonan  (  mantan menteri ESDM ) karena setiap pernyataannya selalu berkaitan dengan wilayah kerjanya saja dan aturan perundang-undangannya.

 Pertanyaaan lebih jauh, kenapa begitu banyak pihak menolak ahok sebagai pejabat di BUMN kita ?, alasan yang dikemukan, Ahok tidak sopan dan kasar, pemberang, arogan, tukang gaduh, kreteria apakah seorang itu sopan, tidak kasar, pemberang , sangat abstrak sekali batasannya ini, dan lagi Ahok belum menempati posisinya di BUMN, bagaimana kita bisa menilai dia tidak sopan dan kasar ?, atau penolakan ini karena ada hidden agenda dari berbagai pihak akan posisi Ahok yang cukup mengancam kenyamanannya dalam posisinya saat ini  ?.

Dulu saya mengira Ahok akan diletakkan sebagai menteri BUMN ( https://www.kompasiana.com/albchen/5d39cc2a0d823053a55408c2/dimana-posisi-btp-ahok ), ternyata tidak, tapi dalam jajaran direksi di salah satu BUMN strategis, sangat mungkin. Melihat kinerjanya beliau, sangat cocok diberikan tempat di BUMN melihat potensi BUMN kita yang hanya mampu jago kandang dalam pertarungan dunia global yang sangat cepat tumbuh dan unpredictable ini. Ahok harus mampu membuktikan dan membawa BUMN kita di kencah global dan clean dari mafianya.

Kembali penyataan  diatas, saya percaya setiap orang bisa berubah ke arah lebih baik dan bijaksana. Sekali lagi, jangan karena tidak suka kita kepada seseorang tanpa alasan yang jelas hingga kita tidak belaku adil padanya. Sebagai umat beragama, memaafkan kesalahan orang lain lebih mulia daripada menyimpan dendam kepadanya, bukan ?.

 

    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun