Mohon tunggu...
Tony albi
Tony albi Mohon Tunggu... Freelancer - berniat baik dan lakukan saja

tulis aja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya dan Seragam dalam Budaya

8 November 2019   05:41 Diperbarui: 8 November 2019   05:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya berkaiatan erat dengan lingkungan masyarakatnya, konsep norma sosialnya, aturan, iklim dan lainnya. Dulu di budaya Afrika bahwa wanita yang cantik adalah yang gemuk, di era renaissance abad pertengahan mencukur alis agar jidat terlihat lebar di masyarakat Eropa merupakan standar kecantikan saat itu atau memberi tahi alat diwajah di abad 18 pada masyarakat kelas atas. Lain lagi dengan masyarakat China dahulu, membebat telapak kaki menjadi hal yang harus dialakukan wanita agar terlihat cantik, bentuk kaki yang mini merupakan standar kecantikan, hingga mengorbankan pertumbuhan anatomi telapak kaki. Di Iran sekitar pengujung abad 19, dalam pandangan masyarakatnya, wanita yang cantik adalah yang memiliki tubuh gempal beralis tebal bahkan berkumis tebal.

Begitu juga halnya dengan berpakaian, pakaian adalah hasil dari peradaban kebudayaan manusia, berkaitan dengan iklim dan status sosial di masyakatnya hingga indentitas dan agama. China pada era sebelum republik hanya kaisar yang boleh mengunakan pakaian berwarna kuning, beda lagi dengan Romawi kuno, hanya senator yang boleh mengunakan pakaian berwarna ungu.

Pakaian juga menunjukan status pemakainya hingga saat ini, begitu banyak ragam cara berpakaian terkait dengan konsep umum di masyarakatnya, di negeri ini baju batik bisa dikatakan pakain resmi pada berbagai forum formal. Lain halnya dalam forum internasional, jas dan dasi menjadi standar pakain resminya, cara berpakaian berkaitan dengan waktu dan tempat serta sejarah peradaban manusia.  

Dalam kebudayaan, pakain tradisional atau etnis di Indonesia juga beragam bentuknya, ada yang tertutup ada yang malah lebih terbuka, tapi kita juga tidak bisa mengatakan bahwa pakaian etnis A ini lebih baik dari entis B, ini sangat berkaitan dengan norma etnis masyarakatnya sendiri, secara umum pakaian tradisioal kita sudah mewakili masyarakat pada jamannya.

Seiring perkembangan peradaban, budaya dan mode, cara berpakaianpun berubah ubah dan konsep kecantikan pada wanita juga mengalami perubahan, narasi dan konsep ini dibentuk oleh media  di era digital dan globalisasi kebudayaan, membuat masyarakat"menetapkan" standar berpakaian dan kecantikan.

Gaya

Mengunakan dasi di era sebelum kemerdekaan difatwakan haram oleh sebagian ulama karena menunjukkan kedekatan dengan pakain kolonial saat itu, tapi saat ini menjadi hal yang biasa terlihat dimasyarakat kita, karena saat itu menunjukan identitas kebangsaan saja. Apakah dulu para istri dari kyai-kyai kita berjilbab seperti saat itu, ternyata tidak, masih bepakian kain dan kebaya serta kerudung saja, apakah kita bisa mengatakan mereka tidak islami ?.

Dahulu ulama-ulama dan pemuka agama kita berpakaian dengan berjubah ? ternyata tidak mereka mengunakan sarung dan peci, dan tidak serta merta kita mengatakan mereka tidak islami kan ?.

Apakah dengan berpenampilan yang berjenggot lebih islami dari sahabat kita yang kumis saja tidak punya ?, sedangkan trend  saat ini berkumis dan berjenggot lebat dikalangan anak muda baik di berbagai belahan dunia, tidak terkait agama apapun.

Tidak serta merta bisa menghakimi penampilan seseorang dari yang tampak luarnya saja bukan ?, karena penampilan berkaitan dengan tempat, waktu, trend dan norma masyarakatnya. Apapun yang dikenakan oleh orang adalah menjadi hak setiap individunya sepanjang tidak menganggu aturan yang berlaku dalam masyarakat dan lingkungannya.

Seragam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun