Mohon tunggu...
Tony albi
Tony albi Mohon Tunggu... Freelancer - berniat baik dan lakukan saja

tulis aja

Selanjutnya

Tutup

Trip

Masukan untuk Pariwisata Jogja

14 Oktober 2019   03:48 Diperbarui: 14 Oktober 2019   03:57 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Tapi jika anda sebagai wisman ke kota ini untuk berlibur, apa yang akan anda lakukan dengan minimnya informasi yang disajikan oleh kota ini sendiri?. Mari kita masuk thema judul diatas.

Jogja adalah kota pariwisata, tapi bagaimana jika anda mau melihat atau mengunjungi sesuatu tempat di kota ini, apa yang Jogja tawarkan kepada anda ?, bagaimana anda akan kesana ? dan berapa biaya sampai kesana ?. Minimnya informasi yang ada dan menjual" tentang kota ini sebagai salah satu tujuan pariwisata di Indonesia.  

Setidaknya Jogja lebih aktif, dalam hal ini dinas pariwisatanya untuk lebih mempromosikannya dengan segala kelebihannya, seperti di stasiun atau bandara disiapkan flyer atau booklet dengan kertas daur ulang yang berisi tentang Jogja, apa yang akan dijual oleh kota ini dengan semua keterangannya dan detailnya bisa dilihat melalui website resmi oleh kota, yang websitenya pun sangat interaktif atau via telpon hotline, Jogja sangat mampu melakukannya itu karena SDM yang mumpuni di kota ini.

Mari kita membandingkan, jika anda sebagai wisman mengunjungi kota lain di dunia, ambil contoh, jika anda ke Amsterdam di Belanda, begitu turun dari kereta anda bisa mendapat informasi tentang kota ini, setidaknya peta dan apa saja yang ada di Amsterdam, didukung juga dengan adanya kantor pariwisatanya di depan stasiun, yang menyiapkan segala informasi bagi turis yang berkunjung di kota itu.

Padahal jika kita membandingkannya dengan Jogja, Amsterdam hanya menjual museum, galery diantaranya galery Van Gogh  ( begitu banyak orang antri ke galery Van Gogh karena informasi yang diterimanya), wisata kanal dan kejunya. Kenapa Jogja tidak menjual Affandi, yang merupakan salah satu maestro lukis kita di tanah air, yang galerinya ada di Jogja atau Joko Pekik, salah satu pelukis Indonesia yang mumpuni,galerynya pun ada di Bantul.

Atau bagaimana jika anda mau melihat orang latihan tari, atau anda mau melihat sendratari ? Atau mau melihat pertunjukan teater, wayang kulit atau wayang orang ? kerajinan perak kota gede dan lain sebagainya. J

ogja lebih banyak spot yang bisa dijual, bukan hanya Borobudur, Keraton, Malioboro dan kuliner gudegnya saja kan ?.semua itu kan ada di jogja  atau mungkin anda mau ke puncak Suroloyo di Kulon Progo, melihat sunrise yang begitu indah disana, begitu banyak hal yang menarik yang bisa anda lihat dan nikmati di Jogja.

Mari dinas pariwisata atau pihak yang berkepentingan, untuk lebih aktif mengekplore Jogja, agar wisata alam dan budayanya lebih dikenal oleh generasi muda apalagi manca negara. Bahwa Jogja salah satu kota bersejarah sekaligus sebagai kota budaya yang merupakan ikon pariwisata Indonesia.

Jangan jadikan alasan, jika mau lebih menjual perlu beitu banyak biaya/anggaran kedinasannya, alasan klise dari semua birokrasi dinegeri ini. Karena pariwisata begitu besar manfaat multiplier efffect terhadap tenaga kerja dan perekonomian masyarakat khususnya Jogja.

Satu pertanyaan yang sampai saat ini saya belum menemukan jawaban logisnya, dimanapun tempat wisata di Indonesia, jika wisman dikenakan harga tiket lebih mahal dari wisnu ? Apakah dari anda bisa memberi penjelasan dan alasan logisnya kepada saya ?, karena kalau anda di luar negeri, dikenakan harga tiket yang sama dengan penduduk lokal, jika mengunjungi museum atau apapun di tempat wisata, karena menurut mereka jika mengunakan harga yang berbeda, anda bisa dituduh rasis karena membedakan pengunjungnya.  

Jogja..jogja...tetap istimewa

Istimewa negerinya istimewa orangnya  

Jogja...jogja...tetap istimewa

Jogja istimewa untuk Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun