Pagi ini, kopi buatan nyonya (istri) yang aku tambahkan madu jahe lalu diaduk dengan batang sereh yang sudah digeprek. Sungguh terasa nikmat sekali.
Aku pun lanjut menikmati sarapan yang telah dihidangkan. Sembari membaca berita dan isu terbaru diantaranya polemik ijazah palsu.
Isu Ijazah Palsu
Teman-teman sedikit banyak sudah mengikuti dan mendengar isu di atas. Ya, Pak. Jokowi mantan Presiden Republik Indonesia ini belakangan harus menghadapi situasi ini.
Aku pun mencoba membayangkan isu ini akan bergulir sejauh apa. Saling tuding diantara kedua belah pihak pun saling-singkut hingga merambah ke isu politik dan adanya upaya politis di dalamnya.
Persepsi kita sebagai masayarakat awam atau sebut saja rakyat biasa. Tentu, memicu banyak anggapan sesuai latar pendidikan, lingkungan, hingga pilihan politik.
"Gitu Aja Kok Repot"
Semua orang sah-sah saja membangun persepsi di pikran masing-masing. Namun yang pasti sejarah nantinya akan mencatat mana yang palsu dan siapa yang memalsukannya.
Atau justru sebaliknya. Lagi dan lagi biar kita serahkan semua pada bukti sejarah yang jauh lebih autentik dan apa adanya.
Gus Dur (Abdurrahman Wahid/ Presiden RI ke-4) selalu berujar, "gitu aja kok repot". Kita semua tidak perlu tegang dibawa santai dan tidak perlu kepalang tanggung untuk repot sendiri menuduh sana-sini biar semua berjalanan apa adanya hingga proses peradilan yang berlaku.
Sejatinya kasus pemalsuan ijazah tanpa mengaitkan Pak. Jokowi dan semua aspek politis di dalamnya. Pemalsuan sebuah ijazah bukannya hal lumrah terjadi di negri kita?
Kasus Pemalsuan Ijazah Telah mengakar
Kasus beberapa tahun lalu pemalsuan ijazah marak terjadi. Tepat tahun 2022, BAN-PT dan Kementrian Pendidikan mencabut izin operasional di 26 Perguruan Tinggi. Pencabutan tersebut dikarenakan adanya praktik pemalsuan ijazah untuk sejumlah oknum hingga oknum pejabat itu sendiri.