Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis dan Berceritalah

15 November 2022   22:10 Diperbarui: 15 November 2022   22:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: rosediana.net

Menjadi penulis alias be a writer. Bisa dibilang sederhana juga sebaliknya. 

Banyak yang bilang dan terkadang saya juga ketika ditanya bagaimana cara menulis dan menjadi penulis. Selalu saya respon dengan ucapan "tinggal nulis dan mulai menulis!". 

Respon saya ini bisa disebut naif. Bahkan tidak memberikan solusi sedikitpun. 

Sedang dalam dunia kepenulisan punya nyawa. Nayawanya ialah story teller artinya penulis adalah pencerita yang baik. Disini letak tidak sederhanya menulis. karena menulis harus mengahadirkan diri sebagai pencerita yang baik. 

Dalam format apapun dan bentuk penyajian cerita seperti apapun. Cerita harus disajikan sedemikian rupa.  

Pernah ketika seorang guru besar jugs cendikiawan besar sebut saja mendiang Prof. Azyumardi Azra ketika berkunjung ke Jogja dan bertemu dengan cendikiawan muda yang setiap hari hanya membaca buku-buku berat, menulis tentang pemikiran dan mengkaji berbagai pemikiran. 

Beliau mengingatkan satu hal bahwa, banyak-banyaklah membaca novel. Para cendikiawan muda ini akhirnya menyadari dari novel kita mengikuti alur bercerita. Cara bertuturpun terbentuk dengan sendirinya. Menjadi pencerita yang baik memilki proses sendirinya. 

Menulis bukan saja tentang "menulislah!" bak motivator penulis kebanyakan. Ada ruang yang perlu diperhatikan seorang penulis dan yang utama adalah bertutur bagi sebuah sajian cerita. 

Baca juga: Iqro Maka Bacalah!

Berceritalah! itulah menulis. Ketika Bung Karno menarasikan Indonesia dan persatuan ia mulai menulis dan menjadi pencerita ulung. Sejak 1926 menulis Indonesia Menggugat cerita tentang ide dan pengalaman beliau menjadi pemimpin dalam menantang imprealisme sebuah penjajahan di negrinya. 

Tulisan Bung Karno ini diterjemahkan hampir 40 negara yang juga ingin merdeka dari Afrika hingga Asia tenggara. Satu per satu negara merdeka juga Indonesia berkat narasi dan kuatnya Bung Karno menjadi pencerita dalam sebuah tulisan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun