Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulislah Saban Hari untuk Hidup Berabad "Abadi"

23 Oktober 2022   14:43 Diperbarui: 23 Oktober 2022   15:53 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Pramoedya Anantatoer pernah menyebutkan bahwa menulis itu kerja untuk keabadian, dari sudut lain Buya Hamka mengungkapkan bahwa  menulis itu untuk mendidik diri, dari aspek "membumi" Ali bin Abi Thalib berujar maka menulislah sesuatu yang akan membahagiakanmu di akhirat kelak. 

Dari ungkapan diatas membuat saya tersadarkan untuk terus menulis. Tentunya menulis saban hari atau setiap harinya dengan tujuan hidup lebih lama bahkan berabad "abadi" lamanya. 

Baca juga: Alunan Nurani

Tidak hanya itu setiap proses kepenulisan, penulis pada umumnya akan membaca buku terlebih dahulu dan beberapa sumber tulisan kemudian menulislah sang penulis itu. Tidak berhenti sampai di situ seusai menulis ada renungan mendalam tentang tulisan yang baru saja digoresnya. 

Demikian adanya maka nyata ungkapan Hamka bahwa menulis itu mendidik diri. Kita akan munguraikan sebuah kisah bahwa menulis bukanlah hal sulit. Datang dari kisah saya yang setiap menulis beranggapan bahwa tulisan bagian dari komunikasi. Saya sederhanakan, bahwa menulis itu seibarat ngobrol di warung kopi, pos ronda, diskusi di kampus atau di mana pun. 

Banyak yang bertanya bagaimana berturtur dalam sebuah tulisan yang baik. Dalam hati saya langsung berujar, no wrong way to writing. Tentu menulis ada aturan bahasa tapi jangan takut menulis tidak ada yang salah dan semua orang bertutur dengan caranya dalam menulis. Lagi-lagi tidak ada yang salah!

Jika ada pertanyaan dan pernyataan bahwa susah menulis itu bang, mas, aa. Secara prgmatis dan  jadi ambasador suka rela saya mengarahkan membuat akun di kompasiana kawan-kawan yang kesusahan tadi itu. Bahkan tidak jarang saya membuatkan akun lalu sang Kompasianer itu pun mulai menulis. 

Saya sendiri di kompasiana dan menjadi kompasianer terbilang baru dan sangatalah baru bahkan. Kira-kira baru sebulan kurang bahkan baru kisaran 20 hari dengan 20an artikel. Sangat baru, namun artinya 20 hari dengan 20 artikel itu menandakan saya menulis disaban harinya. 

Menariknya platform ini menyediakan banyak kategori tulisan mana saja yang mau ditulisakan. Memahami hal ini saya pun dalam 20 artikel lebih tersebut menulis beragam topik. 

Saya yang suka sastra memanfaatkan kolom fiksiana, mencintai sejarah maka saya tuliskan sejarah tokoh yang saya teliti, lalu hobi ngopi pun jadi konten tulisan diary misal, hobi saya bola maka hampir tiap ada big match liga inggris saya ulaskan juga, filem jangan tanya lagi tak luput beberapa yang saya tonton lahirlah artikel di kompasiana hanya berbilang puluhan menit kedepan. Membaca buku terkait dan meriset hal-hal lain terkait topik yang saya tulis itulah kerjaan rutin tiap harinya. 

Demikianlah adanya kisah manis saya menjadi kompasianer, menulis tiap hari di kompasiana. Tentu ini salah satu jembatan tadi, untuk hidup berusia berabad "abadi" lamanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun