Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bansos Tidak Tepat Sasaran? Sudah Biasa!

16 Januari 2023   11:09 Diperbarui: 16 Januari 2023   15:36 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyaluran Bansos (dok.pri)

Bansos Salah Sasaran atau Salah Data atau Salah Pengertian?

Beberapa hari lalu Bu Risma yang Menteri Sosial itu mengumumkan temuan BPK tentang penerima Bansos yang tidak tepat sasaran.  Karena nama-nama mereka terdapat di system AHU Kementerian Hukum dan HAM serta berprofesi sebagai ASN, TNI/Polri. Konferensi persnya tidak "gemen-gemen" didampingi oleh Deputi Bidang Pencegahan KPK Pahala Nainggolan.

Untuk hal-hal seperti itu sangat mudah dilacak karena memang terdata. Walaupun datanya ternyata tidak tepat amat.

Dalam suatu kejadian, ada yang ternyata tidak tahu apa-apa. Saat itu dia dipinjam KTP-nya oleh juragan. Beberapa bulan kemudian namanya keluar didalam temuan BPK sebagai Penerima Bansos PKH yang tercatat sebagai komisaris perusahaan.

Siapa yang salah seperti ini? Juragannya yang tega atau si ART yang teledor meminjamkan KTP?

Di data yang lain seseorang tercatat Penerima Bansos yang mempunyai pekerjaan sebagai ASN. Setelah di klarifikasi ternyata memang bekerja sebagai tenaga kebersihan di suatu sekolah. Dengan status kepegawaian kontrak dengan kepala sekolah. Perbedaan definisi ASN?

Disisi lain, dalam temuan yang lama, ada juga yang karena nasibnya baik dia diangkat jadi ASN. Ketika diklarifikasi memang mengakui sebagai ASN yang menerima Bansos dan siap mengembalikan. Akan tetapi di surat terbaru namanya malah tidak tercatat sebagai ASN penerima Bansos.

Ada juga seorang yang didalam KTPnya pekerjaan swasta dan namanya juga ada didalam AHU. Ketika didatangi kerumahnya, memang betul mantan pengusaha tapi sudah menjadi sangat miskin dan tidak punya aset, yang ada hanya hutang banyak.

Dilema oleh auditor yang saat itu mendatangi kerumahnya bagaimana melaporkannya.

Kenyataan seperti itu memang banyak, diperlukan metode baru pendataan sehingga semua data masyarakat bisa sinkron satu sama lain. Persamaan persepsi antara para stake holder juga merupakan hal penting yang harus dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun