Mohon tunggu...
Muhammad Salafudhin A R
Muhammad Salafudhin A R Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar sepanjang hidup

Mahasiswa tingkat akhir yang berjuang demi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Pak Selamet, Perjuangan Hidup Memang Tak Mudah, tapi Kita Pantas Menikmatinya

22 Juni 2021   12:53 Diperbarui: 22 Juni 2021   13:04 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi itu seperti biasa saya berangkat ke kantor di daerah kecamatan Tambaksari kota Surabaya tidak jauh dari Stasiun Kereta Api Surabaya Gubeng. Setibanya di kantor, atasan mengajak saya untuk "ngopeni" ikan di kolam belakang kantor. 

Pagi yang sangat cerah dan sejuk bagi kami untuk menikmati udara pagi di kebun belakang kantor yang terdiri dari tak kurang 10 pohon trembesi yang sangat rindang.

Saat hendak menuju kolam, saya di buat tertegun dengan deretan pohon bonsai milik pak Slamet yang baru saja di siram . Ada sekitar 6 pohon bonsai dimana 5 berjenis bringin dan yang 1 adalah pohon asem.

Kami putuskan berhenti sejenak untuk melihat lihat pohon bonsai yang cukup terawat milik pak Slamet itu. Saat kami sedang asyik mengamati, datanglah pak Slamet pemilik bonsai itu. 

Kami mulai bertanya tanya tentang bagaimana proses merawat bonsai dan bagaimana awal mula pak Slamet menekuni hobi ini. Pak slamet pun menjelaskan kepada kami kisahnya bagaimana ia menjadi ahli bonsai seperti sekarang ini.

Pak Slamet bercerita bahwa awal mula ia menekuni dunia bonsai adalah saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ya berarti dia sudah menekuni hobi ini sekitar 15 tahun lebih hingga saat ini. 

Ia bertututur bahwa awal mula menekuni dunia bonsai adalah ketika ia di hadapkan dengan kenyataan bahwa ayahnya telah meninggalkannya selama lamanya saat ia duduk di bangku SMP. 

Slamet kecil saat itu harus bisa membiayai hidupnya secara mandiri karena ayahnya tidak memiliki pensiunan dan ibunya juga hanya seorang buruh rumah tangga. 

Terpikirlah saat itu oleh Slamet kecil untuk berbisnis bonsai, bisnis yang ia rintis semata untuk "menyambung hidup" ditengah kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan. 

Perlu diketahui bahwa pak Slamet adalah anak kedua dan kakak perempuannya saat itu juga telah menghadap ilahi. Jdai, dialah yang membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari bagi keluarganya.

Berawal dari keadaan yang memaksa itulah Slamet kecil dengan penuh kesabaran dan ketelatenan menekuni dunia bonsai. Aktaivitas ini tidak mudah, butuh kesabaran untuk mendapatkan bonsai yang berkualitas karena waktu yang diperlukan cukup panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun