Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pesan Presiden dan TNI pada Mafia Bola Serta PSSI

15 November 2015   04:34 Diperbarui: 15 November 2015   17:04 5383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi pada akhirnya Piala Kemerdekaan memiliki tim yang siap bertanding. Lalu saat pembukaan yang waktu itu rencananya akan dibuka oleh Presiden, PSSI kembali menakut-nakuti bahwa jika Presiden Jokowi membuka kompetisi tersebut maka beliau sudah melanggar hukum. Entah hukum yang mana. Tujuannya tentu saja menggagalkan bergulirnya Piala Kemerdekaan. Namun Presiden Jokowi sama sekali tidak peduli dan tetap hadir membuka Piala Kemerdekaan.

Para mafia PSSI itupun tak menyerah dan masih terus menakut-nakuti klub yang ikut andil dalam kompetisi tersebut. Ancaman demi ancaman tersebut tidak mempan karena Piala Kemedekaan sukses digelar dengan PSMS Medan keluar sebagai juara.

Saat hendak menyelenggarakan Piala Presiden, ancaman dan gangguan dari antek-antek mafia PSSI kembali terjadi. Komdis mafia PSSI menjatuhkan sanksi pada 154 orang perangkat pertandingan, termasuk di dalamnya wasit, asisten wasit serta penyelenggara Piala Kemerdekaan. Tak tanggung-tanggung, mereka diskors selama 3 tahun tidak boleh terlibat di sepak bola. Beberapa klub sempat menolak dan tidak mau ikut karena kompetisi tersebut di bawah tim transisi, bukan PSSI. Perlahan tapi pasti akhirnya klub-klub masuk dan ikut berpartisipasi. Yang sempat membubarkan diri pun berdiri kembali. Hingga akhirnya Persib yang juga sempat membubarkan diri itu keluar menjadi juara Piala Presiden 2015.

Sebelum tim transisi di bawah Menpora menggelar Jendral Sudirman Cup, perwakilan FIFA datang berkunjung ke Istana Negara. Presiden Jokowi pun menyambut hangat kedatangan mereka dan menjelaskan hal-hal yang tidak dijelaskan oleh mafia-mafia PSSI. Para mafia itu sengaja tidak diundang ke istana agar bahasan sepak bola benar-benar berlangsung secara profesional, bukan ala mafia. Hasilnya FIFA menerima penjelasan pemerintah dan berniat untuk segera melalukan tindakan dan evaluasi menyeluruh agar nantinya Indonesia bisa bebas dari sanksi FIFA.

Pada penyelenggaraan Jendral Sudirman Cup, tidak ada lagi cerita ancaman kepada klub yang akan berpartisipasi. Tidak ada lagi ocehan mafia PSSI di media massa. Semua berlangsung aman dan damai, mungkin juga karena kali ini ada andil TNI, jadi mereka tidak berani macam-macam.

Itulah sedikit cerita singkat pagelaran Piala Kemerdekaan, Piala Presiden dan Piala Jendral Sudirman. Jalan panjang pemerintah dan tim transisi melawan para mafia PSSI. Maka wajar saja kalau Presiden Jokowi begitu harus datang langsung mendukung tiga kompetisi ini. Itu semua untuk memberi pesan jelas pada kita semua bahwa Presiden berada di belakang sepak bola Indonesia dan siap melawan para mafia-mafia PSSI.

Jumlah detail hadiah setiap laga dan para pemenang juga sengaja disebutkan. Ini agar masyarakat tau dan para klub menyadari bahwa tanpa PSSI kita tetap bisa menyelenggarakan pertandingan profesional dengan hadiah fantastis. Ragam sponsor bertaburan di pinggir lapangan. Para penonton juga tak kalah antusiasnya. Sukses.

Pada saat pembukaan Jendral Sudirman Cup, beberapa penerjun TNI dan Polri satu persatu mendarat di lapangan. Para penerjun terakhir membawa bendera TNI, POLRI dan terakhir merah putih. Dalam kondisi sesulit apapun, bendera merah putih yang turun bersama penerjun terakhir itu langsung disambut oleh beberapa TNI agar tidak menyentuh tanah. Luar biasa.

Atraksi tersebut mungkin hanya akan dilihat sebagai atraksi. Tapi kehadiran perwakilan TNI yang selalu menyalami kedua tim sebelum berlaga adalah sebuah kombinasi pesan sempurna bahwa TNI juga ikut menjaga sepak bola Indonesia dari tangan-tangan mafia. Ditambah lagi TNI juga mengirimkan tim untuk berlaga di Piala Jendral Sudirman.

Selanjutnya, jika klub TNI bisa kompetitif, maka sangat mungkin klub TNI juga akan ikut berlaga di liga Indonesia. Dapat dibayangkan bagaimana amannya liga baru yang nantinya akan digulirkan jika TNI juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Kalau ada mafia coba-coba merusak, pasti tim yang mengurusi klub TNI tidak akan tinggal diam.

Keseriusan Presiden Jokowi, Imam Hanrowi, TNI dan Net dalam menyelenggarakan Piala Jendral Sudirman adalah pesan yang coba ditujukan kepada mafia-mafia PSSI yang saat ini tiarap agar jangan coba-coba mengganggu sepak bola Indonesia lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun