Mohon tunggu...
Roeslan Hasyim
Roeslan Hasyim Mohon Tunggu... Editor - Cerpen Mingguan

Penyiar Radio Mahardhika Bondowoso, Pengajar Prodi PSPTV dan Perfilman SMKN 1 Bondowoso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Runtuhnya Feminisme

31 Desember 2020   05:36 Diperbarui: 31 Desember 2020   09:16 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaccch....." Teriakku kencang, berdiri di hamparan batu besar di atas bukit tak jauh dari rumahku.

"Kamu lagi stress ya?" Tanya temanku Metty, yang ikut bersamaku menikmati pemandangan alam yang begitu indah kala sore mulai menjelang.

"Haha. Begitulah kira-kira." sahutku.

"Memangnya kenapa?"

"Rasanya hidup ini tak adil buatku."

"Tak adil bagaimana?"

"Ya, tak adil."

"Contohnya?"

"Aku hanya ingin menikmati kehidupan ini dengan kongkang-kongkang kaki dan menikmati kopi saja. Tapi sebagai laki-laki, aku harus bertanggung jawab, bekerja dan lain sebagainya. Sedangkan wanita hanya berdiam diri saja di rumah. Tak adil kan."

Metty tersenyum saja mendengar keluhanku.

"Kamu tahu gak. Cerita tentang pak tua yang pernah tinggal balik bukit ini?" tanya Metty.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun