Kepalan kepalan itu memanggilmu
Mengantarkanmu tidur hari itu
Kelopak matamu tetutup kayu
Duniapun murung di bawah kayu kayu itu
Suara suara yang mengeras tlah purna menjadi batu di kepalamu
Angin mengibaskan daun daun layu
Dengan cemas ia mengusap punggungmu
" Yang kau beri tak pernah mati,  esok kan tumbuh kembali menjadi padi di petak sawahmu " katanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!