Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mendung Pagi

30 September 2011   23:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:27 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi dengan mentari,yang muncul perlahan dari timur
Ada awan yang menggelayut di balik tatapanmu
Ada kilat,petir
Seperti ada badai galau yang hebat

Kakimu berjalan di atas pecahan karang
Ada mendung menyelubung
Menyelinap di lubuk paling senyap
Ruang ruang teramat sempit

Terhimpit tembok duri
Serupa,amarah,penyesalan,kebencian, yang membatu
Membekukan arus ruas hatimu
Seperti ada gelagat hujan

Aku suguhkan segelas air..
Bagaimana rasanya ?
Segar ," jawabmu
Kuberi lagi segelas,dengan sejumput garam,..
Bagaimana rasanya ?
Pwih..asin " jawabmu

Kuajak kau ke tepian danau..
Wajahmu berselimut mendung
Masih ada murung yang mengepung
Minumlah air danau itu," pintaku

Kau pun meminumnya
Bagaiman rasanya ?
Sejuk.. " jawabmu
Lalu kutambahkan sejumput garam
Bagaimana rasanya ?
Tetap sejuk " jawabmu
Garam itu masalahmu
Dan air adalah hatimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun