Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jiwa Hitam

27 Oktober 2011   14:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang sepi saat jiwa mewrasa sendiri Sunyi menyelami alam mimpi,sendiri Lihatlah jiwa kosongku,lihatlah jiwa yag penh luka Luka dari erjalanan,mengarungi lautan nista Hitam legam,berjubah dosa yang kelam Langkah gontai  mencari cari jalan terang tak kunjung sampai Nurani yang menertawai diri sendiri,nuren yang hanpir mati Terkubur hujan dosa di padang yangmenumbuhkan pohon neraka Kau penipu, juga pendosa" katanya, ya tapi aku tak pernah bisa menipu hatiku, yang selalu tau kalau aku pendosa Ia tak salah ia hanta berkata atas apa yang ia rasa, Ohh lihatlah wahai malam betapa kotor jiwaku Betapa sunyi jalanku,hina di hadapanNya Lihat pohon tua itu yang teguh menggenggam daunnya Iya tak pernah dusta pada dahan,pada daunnya bahwa kelak mereka akan kering dak berguguram Tapi aku tak seteguh pohon itu iamnku amat rapuh Hatiku acap goyang di terpa badai nafsu yang menerjang Jiwa hitamku,melolomg lolong memanggil manggil nama tuhan Hantaman badai ber api api,membakar lebur  mendebu sukma Itu sebab nereka menamaiku sang jiwa hitam ,sang jiwa pendosa Yamg kelak menghuni lorong lorong jahanam,terbakar karam Dalam rituaal penebusan dosa,seorang hamba yang lupa akan Tuhannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun