Malam yang sepi saat jiwa mewrasa sendiri Sunyi menyelami alam mimpi,sendiri Lihatlah jiwa kosongku,lihatlah jiwa yag penh luka Luka dari erjalanan,mengarungi lautan nista Hitam legam,berjubah dosa yang kelam Langkah gontai mencari cari jalan terang tak kunjung sampai Nurani yang menertawai diri sendiri,nuren yang hanpir mati Terkubur hujan dosa di padang yangmenumbuhkan pohon neraka Kau penipu, juga pendosa" katanya, ya tapi aku tak pernah bisa menipu hatiku, yang selalu tau kalau aku pendosa Ia tak salah ia hanta berkata atas apa yang ia rasa, Ohh lihatlah wahai malam betapa kotor jiwaku Betapa sunyi jalanku,hina di hadapanNya Lihat pohon tua itu yang teguh menggenggam daunnya Iya tak pernah dusta pada dahan,pada daunnya bahwa kelak mereka akan kering dak berguguram Tapi aku tak seteguh pohon itu iamnku amat rapuh Hatiku acap goyang di terpa badai nafsu yang menerjang Jiwa hitamku,melolomg lolong memanggil manggil nama tuhan Hantaman badai ber api api,membakar lebur mendebu sukma Itu sebab nereka menamaiku sang jiwa hitam ,sang jiwa pendosa Yamg kelak menghuni lorong lorong jahanam,terbakar karam Dalam rituaal penebusan dosa,seorang hamba yang lupa akan Tuhannya