Malam tenggelam dalam kalut, daun daun menguning melukis hening Sementar rembulan menulis cerita dengan aksara luka, di patahan dahan di pucuk risaunya Bait bait syairnya adalah air mata, menggubah duka menyesak di dada Malam menyunyi, membuang kelopak asa mengunci diri Sebagaimana ia menggambar sepi, memaksa diri mengukir pusara sunyi Diam karam di lubuk hati terhitam Jiwa menangis tiada reda, saat dosa tercipta tanpa jeda Dan penyair malam menamaiku manusia durhaka Kelak bila waktu menutup mata, maka iblis laknat menunggu di panas bara api neraka Sebagai ritual penebus dosa, bagi jiwa jiwa nista, jiwa yang acap lupa pada Tuhannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!