Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Malam

5 Desember 2011   14:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam tenggelam dalam kalut, daun daun menguning melukis hening Sementar rembulan menulis cerita dengan aksara luka, di patahan dahan di pucuk risaunya Bait bait syairnya adalah air mata, menggubah duka menyesak di dada Malam menyunyi, membuang kelopak asa mengunci diri Sebagaimana ia menggambar sepi, memaksa diri mengukir pusara sunyi Diam karam di lubuk hati terhitam Jiwa menangis tiada reda, saat dosa tercipta tanpa jeda Dan penyair malam menamaiku manusia durhaka Kelak bila waktu menutup mata, maka iblis laknat menunggu di panas bara api neraka Sebagai ritual penebus dosa, bagi jiwa jiwa nista, jiwa yang acap lupa pada Tuhannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun