Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Topeng

11 April 2018   18:54 Diperbarui: 11 April 2018   19:01 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kabut beringsut menjadi embun
Di wajah hari waktu menjadi tahun
Sedang kita tak kemana mana
Hanya mengumpulkan rasa sakit yang menebalkan kulit
~
Pun mlmpi mimpi tlah kita lipat rapi, dalam hati paling sunyi
Menjadi setumpuk gelisah, yang diam diam beranak pinak
Lantas kita memahatnya pada tebing tebing malam
Ceritanya tetap sama, tentang perih yang tak lapuk di rendam waktu
~
Ketika hujan datang berbondong bondong
Kita tergesa mengangkutnya dengan telanjang mata
Dan di halaman rumah, kita memecahnya menjadi tawa
Di depan cermin ia menjadi cucuran air matai depan cermin ia menjadi cucuran air mata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun