Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Sebuah Keremangan

12 Mei 2017   19:50 Diperbarui: 12 Mei 2017   19:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di pinggiran kota senja berdebu terkapar
Di gantikan malam bertabur kelam
Desah lagu melayu meluncur dari sela merah gincu
Dan kupu kupu duduk manis di antara sesak asap kenalpot dan aroma minuman keras
~
Aroma bedak murahan pemanis wajah berhamburan
Bercampur dengan bau mesum dan busuk sampah juga sumpah serapah penggila alkohol
Lelaki perempuan lalu lalang keluar masuk kamar beratap seng 
Sebagian mengerang di bawah tebaran bintang
~
Malam kian kental 
Aroma busuk dan mesum mengeras 
Sekumpulan pemabuk terkekeh menertawakan kebodohannya,  sembari menepuk paha perempuan muda
" Inilah kota kita, kota yang kadang durhaka, kota yang menjemput senja dengan bermuram durja " katanya sebelum rubuh di kolong meja
~
Di teras gubug reot lelaki muda membisu
Matanya menatap jauh membelah hamparan langit malam
Dadanya bergemuruh menahan kecabulan yang baginya adalah tontonan sehari hari
 Mungkin ia sedang mencari jawaban kenapa preman dan setan di sembah sejak bertahun tahun
Di kepalanya cemas dan geram meluap " kenapa Tuhan tak menurunkan algojo untuk manusia yang durhaka ? Oh..sungguh hamba lupa bahwa Tuhan itu kebaikannya luar biasa " katanya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun