Mohon tunggu...
Alan Agustian
Alan Agustian Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni UI\r\n\r\nmemuji apa yang benar, mengkritisi apa yang salah.\r\n\r\nfollow me on\r\nhttp://laminincomm.blogspot.com/\r\nhttp://devotionofgod.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritis Artinya Peduli atau Hanya Senang Protes?

2 April 2015   11:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:38 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kritis

Tanpa sikap kritis semua tak kan pernah maju. Tanpa sikap kritis tak timbul hal baru. Kritis membawa pada revolusi. Kritis memberikan kesempatan ke arah lebih baik. Benarkah sikap kritis positive?

Ada kecenderungan manusia saat kritis. Kritis itu menular. Kritis nampak demokratis krna mengijinkan perbedaan pendapat. Namun kritis berbahaya bila nyata-nyata hanya berputar saja. Kesimpulan sederhana masalah kelas rendah diperdalam hingga tak memberi solusi. Mudah saja menjawabnya, sikap kritis yang salah merasuk membawa perubahan tak beretika. Senang mendebatkan masalah. Tak pernah setuju dengan lawan bicara. Main kata, bergulat lidah, mencari-cari kesalahan meski hanya berbutir-butir saja.

Pemikirin belum sampai, perdebatan sudah dimulai. Bagaimana mungkin kepala dibelakang pita suara?
Ada keanehan yang diajarkan turun temurun. Kritis yang salah dipraktekkan masal seakan program wajib belajar. Sekolah saja dipaksa bersuara, padahal belum sepenuhnya dapat mencerna. Kedoknya sederhana, bila tak mau bersuara takut jadi manusia apatis. Takut saja dia tak dapat bersuara selamanya. Tapi apakah esensi utamanya adalah bersuara atau berpikir?

Kurasa sulit memahami kritis benar dan salah. Tapi kadang diri ini jg sering salah. Mengkritisi sesuatu yang tak selayaknya. Tapi bagaimana menahannya? Jelas-jelas persoalan memancing untuk dikritisi? Sudah menjadi kodratnya bila diam artinya tak pintar.
Herannya.

Lalu bagaimana seharusnya. Lebih baik diam karena diam adalah emas? Atau memilih untuk kritis karena kritis membangun?

singkatnya: kritislah pada saatnya dan pada tempatnya.

salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun