Sejak jaman kepresidenan bapak Soeharto tahun 1998 sampai tahun 2018, rupiah tetap mengalami kelemahan. Tahun 1998 adalah mimpi terburuk bagi masyarakat Indonesia. Rupiah pada waktu itu tembus 14.000 per dolar  AS setelah sebelumnya berada diposisi 2.800 per dolar AS.Â
Tahun 2018 bulan Oktober lalu, Rupiah mencapai 15.000 per dolar AS. Masyarakat terpontang-panting yang membuat pedagang elektronik merana dan perajin tahu dan tempe terpaksa mengurangi ukuran agar bisa bertahan untuk produksi. Â
Walaupun bulan Desember ini Indoneisa berhasil mementung dolar mundur yang sekarang mencapai 14.535Â per dolar AS, tidak ada yang berubah dari kehidupan masyarakat Indonesia. Harga minyak mentah tak kunjung menurun. Padahal minyak mentah adalah biang kerok pelemahan rupiah kemarin.Â
Solusi agar rupiah kian menguat, yaitu masyarakat dihimbau agar tidak konsumtif terhadap barang-barang impor terutama secara online. Karena, jika masyarakat tetap berpegang teguh terhadap barang  bermerek, itu akan menjadikan barang lokal tidak laku dan pengusaha-pengusaha di Indonesia kian tidak melakukan ekspor dan malah meninggikan jumlah Impor negara.
Sebagai konsumen, kita harus memikirkan pengeluaran stabilitas ekonomi. Karena, pola transaksi dan konsumsi masyarakat turut mempengaruhi inflasi. Selama daya beli masyarakat stabil dan baik, pelemahan nilai tukar rupiah terhadal dolar tak sampai menimbulkan ketakutan atau kepanikan sosial bagi masyarakat