Tidur pun Di Bulan Puasa ramadhan bernilai ibadah.Tentu saja sebagian besar ummat Islam mengetahuinya.
Tapi  berkenaan dengan waktunya tentu saja harus kita sesuaikan dengan umur.  Bagi yang masih anak-anak, remaja ,dewasa atau yang sudah tua tentu akan  berbeda waktunya .
Walaupun tidur itu bernilai ibadah menurut saya ,tidak berarti kita sesuka hati untuk memilih waktunya, apakah di siang hari atau di malam hari.
Ini berdasarkan pengalaman isteri saya yang sudah berumur kepala lima.
Isteri saya ketika masih anak-anak ,remaja dan beranjak dewasa jika tidur siang,kapanpun waktunya tidak menjadi masalah. Apakah mau pagi tidur bangunnya siang atau bangun  siang menjelang magrib,tapi tentu saja setelah di jeda dengan dilaksanakannya sholat  ashar .Pokoknya tidak beraturanlah waktu tidurnya .
Tapi walaupun pola tidurnya seperti itu,pada malam harinya tidak ada masalah dengan tidur malamnya. Tetap saja tidurnya bisa tepat waktu sesuai dengan yang diinginkan, tapi sampai berlarut-larut tidurnya.
Nah,setelah berumur kepala lima,pola tidurnya tidak diatur dengan baik,maka masalah pun timbul.Â
Ketika tidur siang sudah mendekati waktu ashar atau bahkan setelah Sholat ashar,tentu saja bangunnya sudah sangat sore sekali ,bahkan kadang-kadang sudah mendekati magrib,maka kepala isteri saya kadang-kadang pusing. Tapi kadang-kadang tidak terasa pusingnya .Aneh memang.Â
Masalah yang dirasakan oleh isteri saya tidak hanya di siang hari saja,kepala pusing. Pada malam harinya menjadi sulit tidurnya, bahkan hingga larut malam baru bisa tidur.Kalau sudah begini tentu kepala menjadi pusing.
Kurang tidur pada malam hari akan menjadikan kepala pusing.Ini kemungkinan disebabkan  oleh naiknya tekanan darah. Memang belum pernah selama ini cek tekanan darah,ketika kepala pusing. Dianggap lumrah-lumrah ,karena memang sudah biasa dengan kepala pusing itu.
Nah, berkaca pada perkataan sebagian orang, bahwa kalau  tidur siang dan bangunnya melewati waktu ashar dapat mendatangkan stroke.
