Mohon tunggu...
Alamsyah Marwan Hamdi
Alamsyah Marwan Hamdi Mohon Tunggu... Administrasi - Alamsyah ,SE bekerja sebagai Freelencer

Alamsyah,SE Jl. Pendreh KPR BTN Km 2, no.4b Rt.33b Rw.009 Muara TEweh

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sahkah Berpuasa Tidak Makan, Cuma Minum tapi Tidak Ada yang Melihat?

30 April 2021   09:04 Diperbarui: 30 April 2021   09:13 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kisah ini,kisah lama ,sekitar tiga puluh tahun yang lalu . Waktu itu saya masih duduk di Sekolah Dasar . Tapi saya lupa duduk di kelas berapa, yang jelas kami cucu-cucunya belum banyak tahu tentang ketentuan berpuasa.

Waktu itu kakek dari pihak ibu saya bila memotivasi kami , cucu-cucunya ,agar mau dan bersemangat berpuasa ,selalu saja memberi hadiah uang ,asalkan dapat tunai berpuasa setiap harinya. Saya lupa besarnya,tapi bagi kami cukup besarlah jumlahnya.Terbukti cucu-cucunya selalu merespon positif dan berusaha  untuk bisa tunai puasa setiap harinya.

Hadiah yang diberikan berdasarkan jumlah hari puasa yang didapatkan . Sebagai ilustrasi ,bila perhari diberi Rp.5000,maka bila diantara cucunya ada yang tunai puasanya 10 hari ,cucunya tersebut akan mendapatkan Rp. 50.000(Rp. 5000x 10 hari).

Kebanyakan kami ,cucu-cucunya sangat bersemangat untuk bisa tunai berpuasa,tapi tidak berhati-hati dengan kemungkinan yang dapat membuat puasa batal ,yaitu makan atau minum, karena kelaparan dan kehausan ,Sebab walau dalam keadaan puasa ,kami  tetap sangat aktif dengan berbagai kegiatan, pergi ke sana kemari, tidak ada bedanya  dengan seperti ketika tidak berpuasa.

Saya pun merasa lapar dan haus . Lapar saya bisa menahannya ,sehingga saya tidak pernah sekalipun makan. Mau makan dalam rumah tidak bisa karena tidak pernah ada sisa makan sahur. Mau  makan di luar rumah seperti di warung, restoran atau rumah makan, tidak bisa  pula , tidak ada uang. 

Lapar saya bisa menahannya,tapi tidak  haus  .  Namun Peluang untuk bisa minum dan gratis dan tidak ada orang yang melihat,termasuk kakek pemberi hadiah,saya pun pergi ke sungai menuju rumah terapung untuk minum di sungainya .

Di rakit rumah terapung itulah saya melakukan aksi ,agar bisa minum untuk menghilangkan dahaga . Rumah terapung biasanya berdiri ditengah-tengah rakit---kumpulan kayu gelondongan yang tersusun lebar---sehingga bila ingin beraktivitas ,kita cukup di rakitnya dan ini tidak mengganggu orang-orang di dalam rumah terapung.

Nah, saya berada di atas rakit untuk beraksi. 

Lihat kiri-kanan tidak ada orang,juga penghuni rumah terapung berada di dalamnya rumahnya , tidak mungkin bisa melihat aktivitas  di luar. Situasi aman. Air sungai pun dikibar-kibar dengan tangan seperti layaknya orang berwudhu,agar air bebas dari benda-benda kecil yang kelihatannya seperti kotoran.

 Kedua telapak tangan kubuka dan kurapankan membentuk mangkok sebagai pengganti gelas ,agar bisa mengambil air dan memasukkannya ke mulut .

Dan......sruuup......sruuup.... sruuup, air sungai pun masuk ke tenggorokan. Dahaga pun hilang.Saya segar kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun