Mohon tunggu...
Syariful Alam
Syariful Alam Mohon Tunggu... lainnya -

Hidup Adalah Perjuangan, Pengorbanan, Pengabdian dan Pelayanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Narkoba, (Bisa) Bikin The Lost Generation (1)

28 Maret 2011   17:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:21 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tersentak membaca kisah nyata yang ditulis tetangga korban, yang mengisahkan kisah nyata korban narkotika di kompasiana berjudul “Narkoba, Membuat Cucuku Yatim Piatu ...”. Dikisahkan, tidak saja narkoba merengut nyawa sepasang suami-istri, akibat sang suami yang kecanduan dan over dosis, dan mencekoki istrinya hingga ruh berpisah dari jasadnya. Kematian orang tuanya membuat keempat anaknya menjadi yatim piatunya. Anak-anak mereka, Ali (13 tahun), Imran (12 tahun), Akbar (9 tahun) dan Naura (5 tahun).

Narkoba, jenis barang haram yang kini marak beredar di Indonesia. Hampir setiap hari kita mendengar, melihat dan membaca terjadinya penggerebekan, penangkapan, penyitaan dan penyabuan, pem-BD-an dan istilah lainnya yang membuat miris diri ini melihat kejadian tersebut. Indonesia sudah menjadi sarang dan target utama pemasok-pemasok barang haram itu.

Tidak saja orang-orang negro (Afrika) yang menjadi pemasok utama narkoba di indonesia dan telah tertangkap. Makhluk-makhluk asing dari Malaysia dan China yang menjadi bandar narkoba pun kini bertarung untuk menjadikan Indonesia target utama peredarannya. Bahkan banyak pula pemasok atau bandar narkoba berasal dari orang Indonesia asli. Dengan penduduk lebih dari 230 juta lebih, Indonesia adalah sasaran empuk bandar narkoba internasional. Tahun 2010 yang lalu saja misalnya, Bea Cukai Bandara Internasional Soekarno Hatta telah menangkap lebih dari 56 kasus narkoba yang omsetnya gila-gilaan.

Tak tanggung-tanggung. Bisnis narkoba adalah bisnis instan yang dapat menghasilkan banyak uang. Uang puluhan miliar rupiah bahkan puluhan triliun berseliweran dalam bisnis haram ini. Pemasoknya semakin berani melancarkan jurus-jurus jitu agar target sasarannya dapat maksimal. Bahkan bandar besar bebas melancarkan jurus jitunya dalam penjara seperti yang terjadi di LP Nusakambangan, Jawa Tengah, karena lebih aman, terlindungi, bebas dan yang pasti tidak adanya kejar-kejaran antara polisi dengan bandar. Apalagi, tak ada hukuman jera atau berat bagi pengedar narkoba. Dalam 3 bulan terakhir saja sudah 25 pabrik sabu berhasil dibongkar kepolisian.

Lalu siapakah target sesungguhnya pemasok narkoba? Target sesungguhnya narkoba tentunya tak pandang bulu dan usia. Tua, muda, kaya, miskin, orang kota, orang kampung, artis, masyarakat umum, masyarakat termarginalkan dan siapa pun dia. Narkoba tak pernah memandang target tertentu dalam mencekoki barang haram itu, yang penting dia adalah manusia.

Coba lihatlah berapa banyak artis yang terjerumus dalam noda narkoba, ada Putri Aryanti yang merupakan cicit dari mantan Presiden Soeharto, artis Revaldo, Sammy dan Andhika yang merupakan musisi dan Iyet Bin Slamet. Bahkan ada yang mengatakan sabu-sabu merupakan hal yang lumrah dalam keartisan. Apakah benar?

Narkoba tidak saja menjadi musuh dalam selimut. Tapi juga narkoba sudah menjadi medan pertempuran tanpa senjata dan rudal yang sangat-sangat mematikan. Tidak saja mematikan pundi-pundi uang bagi yang telah tergantung dan mengkomsumsinya. Namun juga sangat mematikan dan dapat memisahkan jasad dan ruhnya. Tidak saja membunuh satu, dua orang saja. Namun juga bisa membunuh puluhan bahkan ratusan orang. Bahkan korban mematikan akibat narkoba tak terhitung. Kejadian di satu tempat atau dua tempat saja, tidak dapat diakumulasikan jumlahnya.

13013579032050075043
13013579032050075043

Kalau pemerintahnya lupa dalam memberantas jaringan ke narkoba sampai keakar-akarnya. Para politisi sibuk dengan bagi-bagi jatah gono-gini. Para guru dan pendidik lupa akan untuk menasehati murid-muridnya tentang bahaya laten narkoba. Para orang tua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Para penegak hukum sibuk dengan pencitraan dan memperbaiki almamaternya. Para penulis dan wartawan lupa untuk mengimformasikan tentang dampak negatif dan serangan maut narkoba. Para polisi sibuk dengan mencari teror bom sana-sininya dan militer yang sibuk dengan urusan alutsistanya.

Tentunya. Apakah narkoba tidak akan menyerang sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia; bahkan bisa menyebabkan terjadinya the lost generation ....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun