Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metode Alternatif Penelitian Ilmu Sosial

9 Juni 2019   09:19 Diperbarui: 10 Juni 2019   05:57 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterampilan ilmuan sosial dalam mengumpulkan dan mengolah data di masa sekarang tidak bisa lagi hanya dilakukan dengan pendekatan dan metode konvensional. Menurut Profesor Jane Elliot (2016), CEO Economic and Social Research Council, ilmuan sosial perlu melakukan aktualisasi perangkat metodologi dan belajar dari berbagai disiplin ilmu lain  supaya dapat menghasilkan penelitian yang lebih berkualitas dan sesuai dengan kemutakhiran aspek-aspek kehidupan sosial.

Aktualisasi perangkat penelitian dapat dilakukan dengan memilih dan menerapkan metode-metode baru untuk melakukan penelitian. Metode baru ini digunakan karena lebih sesuai untuk mempelajari fenomena sosial yang menjadi objek kajian penelitian ilmu-ilmu sosial di masa sekarang. Fenomena tersebut mencakup antara lain avatar (virtual agent), komunitas daring, dan distribusi informasi dalam berbagai moda teks.

Pada tulisan ini, penulis akan menyajikan tiga metode populer yang dapat dilakukan untuk mempelajari fenomena sosial kemasyarakatan dan pendidikan. Penjelasan mengenai setiap metode akan terlebih dahulu dilakukan dengan  menyajikan ringkasan penelitian yang menggunakan metode tersebut. Ketiga metode yang akan dijelaskan adalah autoetnografi, jurnalisme sastrawi (literary journalism), dan pengembangan desain berlandaskan pada penelitian (reseach based design/RBD).

Autoetnografi

Peter Gouzouasis dan Diana Ihnatovych dari Univertas Bristish Columbia adalah dua instruktur musik. Dalam penelitian mereka berjudul The Dissonant Duet: An Autoethnography of a Music Teacher-Student Relationship (2016) mereka mengidentifikasi pentingnya saling percaya dan saling menghargai antara guru musik dan pemelajar untuk meningkatkan keahlian dalam bermain piano.

Dengan menggunakan metode autoetnografi, kedua instruktur tersebut menyajikan cerita mengenai interaksi mereka dengan pemelajar. Cerita yang disajikan dalam jurnal penelitian selain berbentuk naratif eksplanasi juga disertai dengan kutipan percakapan antara pembelajar dan pemelajar selama proses latihan piano.

Kedua instruktur mengumpulkan hasil wawancara, pengamatan, refleksi diri, refleksi hubungan sosial dengan pemelajar, serta produk yang dihasilkan pemelajar sebagai data. Hasil penelitian ini menunjukkan ekspresi perasaan, curahan pikiran, refleksi terhadap pedagogi serta proses belajar dapat menjadi tolak ukur keberhasilan instruksi selain performa pemelajar dalam memainkan piano.

Setelah membaca ringkasan penelitian autoetnografi, mudah-mudahan akan menjadi jelas apa dan bagaimana metode ini berkerja dalam mendukung penelitian ilmu sosial. Menurut peneliti dari Universitas Georgia, Kathy Roulston, autoetnografi adalah cara melakukan penelitian yang menempatkan diri peneliti di tengah-tengah kebudayaan yang sedang dianalisis.

Ditegaskan oleh Tony E. Adams, Carolyn Ellis, dan Stacy Holman Jones (2006), dalam penelitian autoetnografi peneliti menghubungan pengalaman dan pengetahuannya dengan konteks budaya dan fenomena sosial yang dialami selama berinteraksi dengan anggota masyarakat/kelompok dari budaya yang sedang ditelusuri. Refleksi peneliti dilakukan dengan menggunakan ingatan tentang pengalaman, berbicara dengan anggota kelompok/masyarakat, menelusuri teks (gambar, jurnal, dan rekaman), termasuk mempelajari arsip dan artefak. Data yang diperoleh dari bahan tersebut kemudian disajikan secara deskriptif, interpretatif, dan self-critical (refleksi dan evaluasi diri).

Metode autoetnografi dalam penelitian ilmu sosial dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi mendalam mengenai:

  • Kesan dan pengalaman pribadi peneliti selama menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat,
  • Hubungan sosial yang dialami dan berkembang antara peneliti dengan anggota kelompok/warga masyarakat,
  • Pandangan dan pendapat masyarakat setempat yang diutarakan kepada peneliti,
  • Benda dan non-benda yang dihasilkan oleh peneliti dan warga masyarakat berhubungan dengan relasi sosial yang sedang diteliti,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun