Mohon tunggu...
Alam Surya Anggara
Alam Surya Anggara Mohon Tunggu... -

Watch, pray and hope...

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mahasiswa dan Komunitas LGBT Yogyakarta

12 Agustus 2011   01:06 Diperbarui: 4 Februari 2016   08:02 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penelitian yang sangat singkat berupa light research ini dilakukan dalam waktu kurang dari satu minggu. Pada awalnya kami sempat ingin mengambil tema tentang agama untuk dijadikan obyek penelitian dari kelompok kami. Setelah perkelasan pada pertemuan terakhir di Sekolah Teori Multikulturalisme (STM), kami dengan beberapa orang teman dalam kelompok lain berniat untuk membuat semacam kelompok kecil untuk mendiskusikan penelitian yang akan kami semua angkat. Muncul berbagai ide atau gagasan mengenai judul dari penelitian tersebut.

Namun, kelompok kami masih merasa bahwasanya kami masih belum yakin mengenai penelitian dengan tema agama yang ingin dilaksanakan. Hingga pada akhirnya kami memutuskan untuk berkumpul kembali keesokan harinya untuk membahas lebih mendalam demi terlaksananya penelitian tersebut.

Pada mulanya kami merumuskan berbagai macam pertanyaan mengenai penelitian tersebut. Mulai dari pengaruh komunitas keagamaan pada Mahasiswa di Kota Yogyakarta, tempat dimana kami semua menuntut ilmu. Ketertarikan itu muncul dari salah seorang di kelompok kami. Jessica, panggilan akrabnya, mengenai penelitian tersebut sejujurnya dia memiliki banyak pertanyaan yang ingin dijadikan sebagai rumusan masalah dalam penelitian yang ingin kami lakukan. Akan tetapi setelah kami semua mendiskusikannya cukup lama, sepakat bahwa kami tidak ingin melanjutkan penelitian dengan tema seperti itu. Karena dianggap tema tersebut jika dikaitkan dengan perubahan sosial, maka sangatlah sulit untuk dijelaskan.

Hingga pada akhirnya kami mendapatkan sebuah tema yang menarik untuk diteliti, disela-sela obrolan kami di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta. Kemudian kami mendapatkan pertanyaan yang cukup mudah bagi kami untuk dijadikan sebagai rumusan masalah. Selanjutnya pertanyaan itu kami sepakati karena dianggap tidak terlalu sulit jika dilaksanakan.

Pertanyaan mengenai sejauh mana komunitas dapat mempengaruhi Mahasiswa (di luar komunitas) dan anggotanya, kami kaitkan dengan perubahan sosial yang saat ini memang benar-benar terjadi di masyarakat. Seketika pertanyaan itu muncul dalam benak kami semua. Sehingga kami putuskan bahwa keesokan harinya kami harus segera melakukan penelitian tersebut. Keterbatasan waktu pengumpulan sekaligus presentasi dari hasil penelitian, menjadikan kami terpacu untuk menyelesaikan penelitian ini. Komunitas LGBT merupakan tema yang ingin kami angkat dalam penelitian yang terkait atas perubahan sosial. Salah satu dari kelompok kami, sebut saja Alam, mengatakan bahwa dirinya memiliki seorang teman di sebuah komunitas yang dilakoninya yang kebetulan ia merupakan salah seorang aktivis dari Komunitas LGBT tersebut. Menarik bagi kami untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama sekali belum terbiasa kami dengar di kehidupan sehari-hari. Kami semua menyepakati tema tersebut.

Kami melakukan penelitian tersebut pada esok harinya. Mahasiswi dari kampus kerakyatan, Ema panggilan akrabnya, kami jadikan sebagai informan dalam penelitian yang ingin kami lakukan. Dia merupakan seorang aktivis dari banyak sekali Komunitas maupun LSM yang telah memberikan banyak manfaat dalam hidupnya dewasa ini. Sebagai sample bagi penelitian kami adalah Komunitas LGBT. Kebetulan sekali dirinya tergabung dalam Komunitas Koalisi Perempuan (LBT) yang fokus dalam menangani permasalahan yang muncul pada kaum perempuan pada khususnya. Dengan memiliki sepuluh orang anggota di Komunitasnya, sudah banyak kegiatan yang mereka lakukan dan tidak jarang mereka selalu menjadi pembicara di berbagai macam acara sosial.

Melihat pada sejarah munculnya LGBT tersebut di masyarakat di Indonesia, maka kita semua pasti akan mendengar yang namanya Dede Oetomo. Apakah kalian pernah mendengar nama tersebut? Tanya dia, Mahasiswi jurusan ilmu hukum UGM angkatan 2007 tersebut. Saya kira Dede Oetomo adalah seorang intelektual, seorang doktor, pertama di Indonesia yang terang-terangan mendeklarasikan bahwa dirinya adalah seorang GAY, ujarnya. Beliau menggunakan forum apa saja untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa manusia itu diciptakan tidak hanya laki-laki dan perempuan, tapi juga gay, lesbian, waria, tambahnya. Siapa tak kenal Dede Oetomo PhD? Dosen Universitas Airlangga yang sangat unik tersebut, termasuk tipe intelektual yang berani melawan arus. Pria berbadan subur kelahiran Pasuruan, 6 Desember 1953, bersama dengan teman-teman sesama gay menerbitkan majalah khusus untuk kaum gay. Berbagai aspek tentang gay dibahas tuntas didalamnya.

Gaya Nusantara adalah pelopor organisasi gay di Indonesia yang terbuka dan bangga akan jati dirinya serta tidak mempermasalahkan keragaman seks, gender dan seksualitas serta latar belakang lainnya. Komunitas yang berlokasi di Surabaya ini merupakan Komunitas LGBT yang terbesar yang ada di Indonesia. Dengan mempunyai visi terwujudnya tatanan sosial yang menerima dan menghargai hak-hak asasi manusia, keragaman seks, gender, seksualitas dan kesejahteraan seksual, atas dasar Kerelawanan, Demokrasi, Anti Kekerasan, Independensi serta Keterbukaan sebagai nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Komunitas tersebut. Kemudian rasa bertanggung jawab, jujur, tepat waktu, dan demokratis merupakan nilai yang hidup di Gaya Nusantara sebagai budaya dalam berorganisasi. Selain itu, suasana informal dan berkembangnya budaya binan mendorong dan menciptakan keakraban, persahabatan, dan romantisme.

Hal tersebut sama seperti apa yang diusung oleh Komunitas Koalisi Perempuan yang dilakoni oleh Ema. Dia juga menambahkan bahwasanya ada banyak sekali Komunitas yang mempelajari tentang persoalan LGBT, tetapi hanya sedikit yang muncul atau yang diketahui oleh khalayak. Hal itu disebabkan bukan karena tidak adanya kepedulian tetapi lebih kepada respons pemerintah dalam memberi perlindungan yang penuh stigma dan kekerasan, ujarnya. Dia juga menambahkan dalam hal ini Waria dianggap rentan dalam penyebaran AIDS. Harusnya pemerintah dapat melindungi orangnya, bukan untuk merubah orangnya.

Dengan hadirnya komunitas di tengah-tengah kehidupannya, diharapkan dapat lebih meyakini tentang konsep diri yang ada dalam dirinya sendiri. Melalui komunitas tersebut pada intinya adalah untuk mencari dukungan dan penguatan atas sesama. Bukan sendirian, tetapi lebih mencari banyak teman, ujar ema. Di dalam komunitas itu juga dia diajarkan mengenai pendidikan reproduksi dan ada juga pendidikan hukumnya. Perkembangannya bisa melalui media sosial. Cara tersebut bertujuan untuk bisa lebih memahami orientasi seksual dengan latar belakang yang berbeda yang dimiliki oleh masing-masing individu di dalamnya.

Mereka seperti itu bukan karena pengaruh dari lingkungan, tapi memang ada yang sudah menjadi bawaan sejak lahir. Ada juga yang meyakini bahwa keyakinan terhadap orientasi seksualitas itu memang sudah menjadi bagian di dalam dirinya. Hal itu memang benar terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, ujar Mahasiswi yang sedang fokus menyelesaikan tugas akhirnya. Dia merasakan manfaat yang didapat ketika tergabung didalam sebuah komunitas yang secara utuh mengakui dirinya sebagai makhluk sosial. Dia juga mendapatkan kekuatan terhadap dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan khususnya di kota yogyakarta sekarang ini. Berbeda sekali dengan yang terjadi di kota asalnya, Malang, Jawa Timur. Disana sebenarnya banyak sekali Komunitas LGBT yang tersebar di seluruh penjuru kota yang mendapatkan julukan kota apel tersebut. Tetapi dia menilai bahwa disana kurang mendapatkan tempat dan diakuinya keberadaan mereka di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun