Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Katekese: Memahami Allah Tritunggal

3 Juni 2023   20:56 Diperbarui: 3 Juni 2023   21:03 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Poto: www.sesawi.net)

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia mengganugerahkan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal. Sejak semula, Allah yang adalah Cinta, menyatakan kasihNya kepada dunia. Ketika mencipta, Allah serentak melimpahi keselamatan atasnya. Artinya keselaman ada sejak sediakala. Hal itu dikerjakan oleh Bapa, Putra, dan Roh Kudus karena ketiganya telah ada sebelum adanya waktu. Serentak tidak terpisahkan baik dalam karya dan perbuatan.

Karena kemurahanNya, Allah tidak menginginkan manusia binasa, melainkan memperoleh keselamatan. Itulah yang sungguh ditampakkan oleh Allah dalam sejarah perjalanan hidup orang beriman. Dalam Perjanjian Lama, Allah diimani sebagai Dia yang bersabda. Ketika Allah ber-Sabda, Allah tidak menyampaikan banyak informasi, tetapi hanya satu informasi, yaitu Cinta. Dalam Sabda-Nya, Allah menyatakan hakekat-Nya, yaitu Cinta dan Dia sangat Mencintai Ciptaan-Nya. Allah sungguh dikenal dari Sabda yang keluar dari mulutNya.  Dalam SabdaNya, Allah menyatakan hakekatnya sebagai cinta. Hidup Allah dikenal melalui Sabda yang keluar dari mulut Allah. Karya keselamatan yang dibawa olehNya berasal dari relasi cinta Allah. Allah dan sabdaNya tidak terpisakan dan memiliki satu kodrat sebab Sabda itu sendiri adalah Allah.

Sabda Allah itu tidak tinggal dalam kata tetapi mengenakan pada dirinya daging insani (menjelma) dan tinggal diantara manusia agar cinta dan daya cintaNya dikenal, didekati, serta dialami oleh ciptaanNya. Karya keselamatan itu memuncak dalam diri Yesus. Berbeda dari pada nabi dan utusan, kini Allah hadir secara langsung  di dunia melalui perantaraan dan dalam diri PutraNya, Yesus Kristus yang datang bukan untuk menghakimi dunia melainkan menyelamatkannya. Sabda yang menjadi manusia itu merupakan isi batin terdalam Allah. Allah harus menjadi manusia  dan tinggal diantara manusia agar cinta dan daya cintaNya dikenal dan dapat didekati serta dialami oleh ciptaanNya. Konsekuensinya Allah harus tunduk pada hukum dan keterbatasan manusiawi.

Dalam keterbatasan manusiawiNya, Allah menunjukan kuasaNya yang tidak terbatas, agung, dan kekal yang berpuncak pada kebangkitanNya. Seluruh peristiwa hidup Yesus digerakkan oleh Roh Allah yang ada dalam diriNya. Kehendak Bapa dan Putra adalah satu dan sama sebab digerakkan roh yang sama yakni Roh Kudus. Bapa, Putera dan Roh Kudus saling berada dan menemukan diri dalam "ada" mereka masing-masing. Relasi timbal-balik di antara Pribadi-pribadi Ilahi itu  terjalin dalam hakikat Allah yang satu dan sama. Artinya Bapa, Putra, dan Roh kudus memiliki satu hakikat dan membentuk ketunggalan Allah.

Bapa, Putera dan Roh Kudus saling berada, saling menemukan diri dalam "ada" mereka masing-masing dan tidak terbedakan antara satu dengan yang lainnya. Di antara ketiga pribadi Ilahi terjalin relasi: Bapa merupakan dasar dan asal hakikat (esensi) Ilahi. Putera berasal dari hakikat Bapa melalui "kelahiran" (di luar waktu) dan berada bersama Bapa, Satu/Esa dalam ke-Allah-an-Nya. Roh Kudus tidak diturunkan; Roh Kudus berasal dari Bapa dan Putera.

Karya penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan adalah karya Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang adalah satu. Ketiganya satu dalam hakikat, keberadaan, dan tindakan. Tidak ada perbedaan fungsi. Bapa, Putra, dan Roh kudus memiliki satu hakikat dan membentuk ketunggalan Allah. Bapa tidak dikususkan hanya bagi karya penciptaan. Demikian juga Putra tidak diperuntukan hanya bagi penebusan dan Roh Kudus bagi pemeliharaan. Baik dalam karya penciptaan, penebusan, dan pemeliharaan ketiganya sunguh hadir secara bersama-sama. Perbedaan mereka hanya dalam tataran virtual (tampilan) dan historis. Melalui berbagai peristiwa yang mengagumkan itu, Allah sungguh menyatakan cintaNya. Relasi kasih yang ada dalam diri Allah Tritunggal mengalir dan mengalahkan dosa-dosa manusia. Roh Kudus yang adalah ungkapan kehendak Bapa dan Putra akan menuntun kita pada kesempurnaan hidup kristiani.

Untuk memahami Allah Tritunggal, kita dapat melihat hakekat diri kita sebagai manusia. Totalitas kemanusiaan terbentuk dari jiwa, tubuh, dan roh. Jiwa adalah unsur yang tidak kelihatan dan kekal dari kemanusiaan kita. Tubuh adalah unsur yang kelihatan dari jiwa. Sedangkan jiwa dan tubuh akan menjadi hidup jika di dalamnya terdapat nafas/Roh Allah.

Allah dikenal berkat kata-kata yang keluar dari mulutNya. Perkataan adalah kehendak, maksud, semangat, roh, serta jati diri orang yang mengungkapkannya. Melalui perkataan dan perbuatan kita, orang lain sungguh melihat siapa kita yang sesungguhnya.

Jati diri, hakekat, roh, maksud, semangat, dan kehendak kita dikenal dari setiap "sabda"/"kata" yang keluar dari mulut kita. Sabda/kata yang keluar dari mulut kita menyatakan identitas, martabat diri kita dan menyatakan siapakah kita yang sesungguhnya. Kemanusiaan kita dikenal dari setiap Sabda/kata yang keluar dari mulut kita. Dalam setiap Sabda/kata yang keluar dari mulut kita dinyatakan spirit, pikiran dan kehendak batin kita. Apabila kita membiarkan hati kita digerakan oleh Roh Allah, maka kehendak dan pikiran kita akan dipenuhi dengan Roh Allah sehingga kita diberdayakan untuk melakukan sesuatu sesuai yang dengan Kehendak Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun