Mohon tunggu...
Alam TukhotMakabe
Alam TukhotMakabe Mohon Tunggu... Mahasiswa - BIARAWAN

Biarawan dari Ordo Kapusin. Saat ini sedang menjalani program S2 Filsafat di Fakultas Filsafat UNIKA Medan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Minggu V Masa Paska

6 Mei 2023   08:54 Diperbarui: 6 Mei 2023   09:00 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber poto: www. terang sabda.com)

Yesus berkata, "Akulah jalan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku." Perkataan itu menandaskan kesatuan  Yesus dengan Allah. MelaluiNya kita sungguh dapat melihat dan sampai pada Bapa. Seluruh praksis hidup  Yesus berasal dari kesatuanNya dengan Bapa. Artinya, perkataan dan perbuatan Yesus bukanlah hanya karya pribadiNya.

Sekali lagi Yesus berkata, "Barangsiapa percaya kepadaKu, Ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan." Tindakan kongkrit adalah konsekuensi dari iman yang benar. Iman yang benar akan membawa dan mendorong kita pada kasih dan kebaikan. Perintah itu dikehendaki oleh Allah yang hadir dalam diri Yesus. Sebagaimana ketika Yesus masih hidup di dunia, kita pun harus peduli pada setiap orang, terlebih mereka yang menderita dan tersingkirkan.

Rasul Petrus menggambarkan Gereja sebagai suatu bangunan yang tersusun dari batu-batu yang hidup. Sebagai suatu bangunan, Gereja terdiri dari umat Allah yang berbeda-beda. Konsekuensinya adalah saling ketergantungan dan menolong. Gereja menjadi kokoh, jika pondasi dan batu yang menyokongnya juga baik. Wajah Gereja adalah tampilan dari kualitas anggota yang membangunnya. Bagunan tersebut menjadi rapuh, jika tidak ada kepedulian diantara sesama anggota. Patut disadari bahwa tidak semua anggota memiliki keadaan hidup yang sama. Perhatian terhadap saudara yang lemah adalah bentuk kepedulian pada tubuh. Sedangkan ketidakpedulian adalah bentuk penghianatan terhadap kesatuan Gereja.

Janda adalah lambang orang-orang lemah dan tidak berdaya. Sebab mereka tidak memiliki pelindung, penjamin, dan pemelihara. Untuk itulah Gereja melalui perantaraan para umutnya harus hadir bagi mereka sebai pelindung, penjamin dan pemelihara. Itulah yang sungguh ditunjukan Yesus dalam seluruh hidupNya. Gereja akan bertahan dan lestari jika ada semangat membantu, menolong, dan peduli terhadap sesama yang menderita dan terpingirkan. Kekuatan Gereja justru ditampakkan dari penerimaan dan belaskasih bagi orang-orang kecil dan sederhana. Umat yang mampu harus merangkul mereka yang tidak mampu. SEMOGA.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun