Katolik berbeda dari puasa dalam kebiasaan agama Islam. Berpuasa dalam tradisi Katolik lebih dipahami sebagai "mengurangi". Dalam agama Islam puasa berlangung salama 12 jam  (setengah hari). Perbedaan itu  dilatarbelakangi keyakinan yang berbeda tentang puasa sebagai sarana penghayatan iman.
Puasa yang dilakukan oleh umat ÂDalam Gereja Katolik, puasa  dan pantang dijadikan sebagai persiapan untuk menyambut misteri iman. Berpuasa adalah mengurangi volume dan intensitias kebiasaan yang dilakukan di luar masa prapaskah. Berpuasa tidak hanya dalam makanan tetapi juga  hobi, kesenangan, dll. Sedangkan berpantang dipahami sebagai larangan untuk tidak melakukan atau mengkonsumsi sama sekali.
Pada hari Rabu dan Jumat, umat Katolik berpantang makan daging. Mengapa? Larangan ini tidak disadarkan  karena harga daging yang relatif mahal. Motifasi di balik larangan itu adalah semangat pertobatan dan pengekangan diri. Dalam tradisi banyak kebudayaan, pesta selalu diidentikan dengan daging. Artinya pesta menjadi kurang lengkap jika di dalamnya tidak dihidangkan daging. Dimanapun pesta dilaksanakan di sana pasti ditemukan daging. Daging menggambarkan suka cita, pesta, dan kemeriahan. Semangat itu tentu berlawanan dengan semangat yang hendak ditimba selama masa pra paskah. Terlebih hari Rabu dan Jumat secara khusus umat Katolik hendak merenungkan misteri penderitaan Yesus.