Massa Gus Abduh membawa beliau ke gudang penyimpanan padi. Beliau didorong hingga terjerembab masuk ke gudang, lalu pintu dikunci.
Mataku terbelalak saat melihat mereka melumuri gudang itu dengan bensin. Aku menerka tentang apa yang akan terjadi.
Dan benar saja, tak lama kemudian api yang cukup besar membumbung tinggi. Banyak santri yang menjerit. Sedangkan diriku hanya bisa terdiam, melihat dengan tatapan nanar. Hingga tak sadar kalau pipiku sudah basah oleh airmata.
Tidak akan ada lagi kebahagiaan saat senja tiba. Yang ada hanya kesedihan dan kenangan karena kini senja telah sudi menjadi waktu eksekusi bagi orang yang kami hormati.