perasaan ingin mendayung perahu melewati selat yang memisahkan dua pulau yang berbeda. namun bekal untuk melakukan itu tidak cukup. memaksakan diri untuk mengambil cara lain agar sampai dengan tiga sosok pemelihara hidup. dua hingga sehari sebelum kepulangan ke pangkuan bumi kelahiran dan membesarkan seorang putri yang hampir mati terbunuh ketika keberadaannya tidak diinginkan oleh ibunya. panggil saja aprilia.kemudian hari itu datang dan berhasil mempertemukan kantong kerinduan yang terbendung hampir 200 hari lebih.
"tujuan kamu kesini apa?" tanya ayah yang berjarak lima langkah dari tempat duduknya.
diam saja ku mendengar dan tak ingin menjawab apa yang baru saja ku dengar.
"kan sudah dibilang tidak usah pulang" perkataan tersambung lagi oleh ayah.
masih diam yang ku inginkan. tidakkah kau tahu aku ingin bersanding ketika hari kemenanganmu datang tahun ini.
"kamu ini sudah dewasa berpikirlah yang benar, kalau sikapmu masih seperti ini lebih baik ayah mencari seorang anak yang mau merawat ayah" lagi dan lagi ayah memulainya.
kesempatan ini aku pun masih diam. apakah karena suatu perbedaan keyakinan ini anak dipisahkan oleh ayahnya sendiri. aku tidak ingin menjawab apapun. karena baru ku tahu kerinduanku pada ayah terjawab oleh kata-kata yang menimbulkan semakin hancurnya hidupku.
perbincangan satu arah terputus. dan kau pun tidak akan mengerti jika aku merindukan pahlawanku, "ayah".
[caption id="attachment_277433" align="alignleft" width="244" caption="rinduku masih dalam kotak itu (mbah google)"][/caption]