Karya: Ainul Hidayah
Teruntuk Gadis yang kusebut " Dik ". Semoga kau membaca sepucuk surat bersampul biru, sebagai bentuk pilunya aku menahan rindu kepadamu yang jauh dariku. Maafkan aku dik, aku hanya lelaki sederhana yang hanya bisa memberimu sepucuk surat bersampul biru juga setangkai mawar merah jambu. Ketahuilah dik, Aku mengembara di ujung barat nusantara karena ingin ku buktikan bahwa aku tak cuma mengaku cinta saja, tapi aku juga berjuang untuk bisa membawa cerita kita sampai "KUA".
________________________________________________________________________________________________________________________________.
Hari itu kuingat malam sabtu .
Kusebut kelabu ,Ketika diriku dirundung pilu karena melihat fotomu.
Pena ini terlampau erat menari pada jemariku.
Menulis tentangmu , tentang paras ayunya dirimu, kasihku .
Ingin aku mendekap bahumu erat
Juga menatap manik matamu lekat.
Dik. .
Hari ini aku juga menangis dik.
Aku rasanya tak kuat menahan rindu yang bertalu talu menyayat hatiku.
Aku rindu akan pesan cintamu.
Aku rindu pada segelas kopi buatanmu dikala "apel" malam minggu .
Dik. .
Jika kau disini , akan kupeluk erat dirimu agar bisa mendengar detak jantungku.
Karena pada setiap iramanya kau bisa mendengar namamu kusebut selalu.
Dalam detaknya pula kau nikmati betapa birunya cintaku menggema dalam kalbu.
Dik. .
Doakan aku segera kembali.
Agar bisa memainkan peran utuh sebagai kekasih hatimu juga calon suamimu nanti.
Dik. .
Izinkanku selalu menjadikanmu alasan ku pulang dariku yang kini sedang berjuang.
Kecup dari jauh teruntuk mu wanita yang kusayang.
Trenggalek , 22 November 2020