Mohon tunggu...
Muhamad Agung Noerwahid
Muhamad Agung Noerwahid Mohon Tunggu... CEO at Solit.id -

#akuagung "Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati" ------------------ Solit.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tenggelam Sunyi

7 Desember 2017   18:24 Diperbarui: 7 Desember 2017   18:29 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : 4.bp.blogspot.com

Walau ini hanya waktu yang biasa kita bilang dengan senja, aku mulai mencari piringan hitam berisikan lagu tanpa suara manusia. Hanya sebuah petikan-petikan gitar yang terkumpul menjadi sebuah melodi tenang yang menghantarkan jiwa menuju kedamaian. Secarik kertas bersama dengan segelas kopi hitam yang mengeluarkan asap dengan aroma yang menenangkan jiwa pun kupilih untuk menemani melodi ini.

 

Dalam sunyi aku terdiam

Suara hati kian berteriak

Beribu tanya terukir dalam diam

Mulut membisu tertutup kerak

 

Ku bertanya pada diri

Siapakah aku ini?

Di atas puncak sunyi ku berdiri

Ditemani angin yang berhembus sunyi

 

Aku memiliki sesuatu

Namun tetap kumerasa sendiri

Tidak lebih seperti batu

Yang semakin terluka oleh duri

 

Dalam sunyi akhirnya kusadari

Menerkam sepi tanpa keraguan

Kumenangis dalam diri

Maafkan aku telah jauh dari-Mu Ya Tuhan

 

 Perlahan namun pasti, setiap coretan tangan dari pena pun menjadi sebuah kumpulan kata yang berujung pada kata maaf. Maaf kepada Sang Pencipta, yang jarang sekali aku ucapkan walau sudah beribu-ribu salah aku ucapkan. Namun keyakinanku akan diri-Mu yang selalu memaafkan para pengikut-Mu pun semakin kuat dengan adanya sebuah pemikiran dari diri untuk kembali pada jalan-Mu yang benar.

"Hey, kamu yang berwajah tampan disana... Apa kamu sudah menjadi seorang yang sempurna?" -- Tanyaku pada seorang Pria yang tiba-tiba muncul di depanku

"Tidak ada yang sempurna di Bumi ini teman. Yang ada hanya sebuah usaha yang tidak ada hentinya untuk menggapai sebuah kesempurnaan yang tidak pernah ada." -- Jawabnya dengan santai

"Jika kesempurnaan tidak ada, untuk apa kita membuat diri kita lelah untuk berusaha menjadi sempurna?"-- Tanyaku lagi pada Pria itu

"Agar, kamu menjadi sosok yang berbeda dengan sosok-sosok yang lainnya. Dimana mereka menuntut sebuah kesempurnaan dan hanya menjadi usaha yang sia-sia.."-- Tetap dengan jawaban yang santai penuh senyuman

"Jujur saja, aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan. Tolong jelaskan!!" -- Tanyaku kembali pada Pria itu.

"Semakin aku jelaskan, semakin kamu tidak akan mengerti. Selamat Tinggal... Sampai ketemu dalam kesunyian selanjutnya teman..."-- Jawabnya santai dan tiba-tiba menghilang

 Sial, belum aku mendapat jawaban pasti dan tahu Pria itu siapa. Dia tiba-tiba pergi begitu saja. Ini kedua kalinya dia muncul dihadapanku ketika aku sedang mencoretkan pena di atas kertas. Siapa Pria ini? Mukanya begitu tidak asing, namun Pria Tampan penuh Wibawa itu seolah menjadi inspirasi disetiap kata-kata yang aku coretkan di atas kertas, dan terkadang menjadi sosok yang aku idolakan mengalahkan semua aktris dan aktor idolaku. 

Membuatku menolak semua kata-kata emas yang penuh sanjungan dari para motivator ternama. Entah apa penyebab utamanya, mungkin karena ini semua terasa nyata sehingga membuatku lebih percaya kepada sosok Pria ini. Tetap aku biarkan ini semua menjadi sebuah misteri, karena selama ini menjadi misteri. Maka aku akan semakin kreatif dan termotivasi untuk menemukan jawab disetiap kata-katanya.

Tak terasa, senja pun berubah menjadi malam. Ingin sekali aku istirahat, namun raga dan jiwa ini masih penuh dengan semangat untuk membuka mata. Ya sudah, aku pergi menuju dapur dan membuat gelas kedua berisikan kopi panas. Tak bosan dan terus saja aku putar piringan hitam yang sama hingga aku hafal setiap detik dari suara-suara itu.

"Hei, kamu belum tidur teman?"-- Tanya sosok Pria itu lagi

"Seperti yang kamu lihat... Aku masih terjaga hingga saat ini... kemarilah duduk bersamaku, kita berbincang bertukar pikiran..."-- Ajakku padanya

"Tidak perlu, aku berdiri saja disini.. Karena aku tidaklah nyata..."-- Tetap dia menjawab dengan senyuman dan wibawanya

"Ya sudah jika itu memang maumu... Aku hanya ingin tahu, apa inti dari perkataanmu saat senja tadi?"-- Tanyaku padanya

"Ternyata kamu masih menyimpan rasa penasaran itu, bagus!!"-- Jawabnya santai

"Bagus? Apanya yang bagus?"-- Tanyaku kembali dengan penuh rasa penasaran

"Semakin kamu bertanya pada dirimu sendiri, kamu akan menjadi sosok yang berbeda seperti yang aku katakan senja tadi. Dan ingat akan satu hal, bahwa tidak ada Puncak dari sebuah tujuan. Tapi teruslah berusaha mencari Puncak dari sebuah tujuan yang tidak pernah ada itu, agar kamu bisa terus melangkah lebih tinggi dari orang-orang yang memiliki Puncak dari sebuah Tujuan.."-- Jawabnya dengan penuh wibawa padaku

"Boleh aku bertanya satu hal padamu? Kamu itu siapa?"-- Tanyaku padanya

"Kamu tidak pernah menyadari siapa aku, bahwa aku adalah kamu... Aku adalah Hati kamu yang terdalam, yang selalu kamu ajak berbincang disetiap kali kamu menuliskan kata-kata dengan penamu... Aku adalah hasil imajinasi kamu dikala kamu mengalami kebingungan... Aku adalah kamu.. "-- Jawabnya dengan senyuman bahagia

Seketika saja, saat aku melihat kembali sosok Pria itu dan ternyata dia menghilang. Kini aku mulai sadar, setiap kali aku merasakan bahwa sosok ini mulai nyata, dia akan menghilang. Namun ketika aku sedang berbicara pada hatiku yang terdalam, dia tiba-tiba muncul. Bahkan kini aku bisa memanggilnya kapanpun aku mau, dan mengajaknya untuk berbincang serta bertukar pikiran. Ya wajar saja jika sosok ini terlihat Dewasa dan penuh Wibawa, karena dia adalah sosok yang selalu aku idam-idamkan ada pada diriku. Dan ternyata dia muncul dalam hatiku yang terdalam.

"Jika kamu yakin pada dirimu, maka aku akan ada. Tidak ada yang tidak mungkin jika kamu percaya. Walau tidak terlihat namun kamu dan alam sekitar akan merasakan kehadiranku. Ya, aku... Hatimu yang terdalam... Berusahalah agar aku dan dirimu menjadi sebuah kesatuan yang abadi... Agar kita bisa terus belajar bersama mencari sebuah kesempurnaan..."

-- Your Heart --

***

#akuagung

"Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun