Mohon tunggu...
Muhamad Agung Noerwahid
Muhamad Agung Noerwahid Mohon Tunggu... CEO at Solit.id -

#akuagung "Biarkan Jemari menari mengikuti irama hati" ------------------ Solit.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tenggelam Sunyi

7 Desember 2017   18:24 Diperbarui: 7 Desember 2017   18:29 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : 4.bp.blogspot.com

 Perlahan namun pasti, setiap coretan tangan dari pena pun menjadi sebuah kumpulan kata yang berujung pada kata maaf. Maaf kepada Sang Pencipta, yang jarang sekali aku ucapkan walau sudah beribu-ribu salah aku ucapkan. Namun keyakinanku akan diri-Mu yang selalu memaafkan para pengikut-Mu pun semakin kuat dengan adanya sebuah pemikiran dari diri untuk kembali pada jalan-Mu yang benar.

"Hey, kamu yang berwajah tampan disana... Apa kamu sudah menjadi seorang yang sempurna?" -- Tanyaku pada seorang Pria yang tiba-tiba muncul di depanku

"Tidak ada yang sempurna di Bumi ini teman. Yang ada hanya sebuah usaha yang tidak ada hentinya untuk menggapai sebuah kesempurnaan yang tidak pernah ada." -- Jawabnya dengan santai

"Jika kesempurnaan tidak ada, untuk apa kita membuat diri kita lelah untuk berusaha menjadi sempurna?"-- Tanyaku lagi pada Pria itu

"Agar, kamu menjadi sosok yang berbeda dengan sosok-sosok yang lainnya. Dimana mereka menuntut sebuah kesempurnaan dan hanya menjadi usaha yang sia-sia.."-- Tetap dengan jawaban yang santai penuh senyuman

"Jujur saja, aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan. Tolong jelaskan!!" -- Tanyaku kembali pada Pria itu.

"Semakin aku jelaskan, semakin kamu tidak akan mengerti. Selamat Tinggal... Sampai ketemu dalam kesunyian selanjutnya teman..."-- Jawabnya santai dan tiba-tiba menghilang

 Sial, belum aku mendapat jawaban pasti dan tahu Pria itu siapa. Dia tiba-tiba pergi begitu saja. Ini kedua kalinya dia muncul dihadapanku ketika aku sedang mencoretkan pena di atas kertas. Siapa Pria ini? Mukanya begitu tidak asing, namun Pria Tampan penuh Wibawa itu seolah menjadi inspirasi disetiap kata-kata yang aku coretkan di atas kertas, dan terkadang menjadi sosok yang aku idolakan mengalahkan semua aktris dan aktor idolaku. 

Membuatku menolak semua kata-kata emas yang penuh sanjungan dari para motivator ternama. Entah apa penyebab utamanya, mungkin karena ini semua terasa nyata sehingga membuatku lebih percaya kepada sosok Pria ini. Tetap aku biarkan ini semua menjadi sebuah misteri, karena selama ini menjadi misteri. Maka aku akan semakin kreatif dan termotivasi untuk menemukan jawab disetiap kata-katanya.

Tak terasa, senja pun berubah menjadi malam. Ingin sekali aku istirahat, namun raga dan jiwa ini masih penuh dengan semangat untuk membuka mata. Ya sudah, aku pergi menuju dapur dan membuat gelas kedua berisikan kopi panas. Tak bosan dan terus saja aku putar piringan hitam yang sama hingga aku hafal setiap detik dari suara-suara itu.

"Hei, kamu belum tidur teman?"-- Tanya sosok Pria itu lagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun