Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sahabat De Best Radio

8 Desember 2022   00:29 Diperbarui: 8 Desember 2022   00:42 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari topik pilihan kompasiana

Ku putar kembali Radio berkarat yang tersimpan di lemari. Frekuensi 100.1 FM lebih tepatnya. Terdengar Miss Lina mulai berkicau dalam suara nyaring. Aku tersenyum mendapati namaku disebut. Setelah menutup perbincangan telepon dengan penyiarnya.

"Selamat malam sahabat De Best Radio, Mbak Voni, Pak Amar, Marjuki, Mbak Darsi, Ca, Septi, Septa, Mbak Nining, dan yang lainnya," kata Miss Lina.

Baca juga: Sahabat Mega

Sengaja aku memberi nama, Darsi. Nama yang sederhana, mengundang banyak tanya, siapa sosok Darsi? Banyak Story ku yang ku kirimkan. Seperti curhatan masalah kenakalan remaja, mendapat pacar yang posesif, dan rasa kesepian yang sering muncul di kepalaku. Semua isi kepala aku muntahkan dalam program acara De Best Radio, My Story.

Saat itu, aku kembali terusik pada perkenalan yang tidak disangka-sangka. Pada pertemuan jumpa Fans Radio De Best. Senyum tulus terpancar dari wajah Ca.

"Boleh minta nomor telepon mu, Darsi." Ca berkali-kali memohon.

Aku luluh dibuatnya. Dia mencatat nomor teleponku dari ponselnya. Diam-diam aku memperhatikan caranya bicara. Dari bibir tipis laki-laki asing yang baru ku kenal malam itu.

Di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang. Kami bercanda menghabiskan malam Minggu. Jauh dari panggung acara. Membawa bekal minuman air mineral, dan jajanan sederhana dalam dus kecil berwarna putih dari panitia.

Sepulang dari acara itu, kami sering bertukar kabar lewat pesan. Aku dan Ca sama-sama memiliki pasangan. Kami hanya bisa menjadi sahabat dekat. Seperti lagu Ahmad Dani. Teman Tapi Mesra (TTM).

Muncul ide di kepalaku untuk merencanakan dinner berempat. Makan bersama di lesehan Bakso Mas Kuri. Niat itu aku sampaikan pada pacarku, Mas Amar. 

"Boleh, Mas juga ingin bertemu dengan sahabat Radio mu, De." Begitu setuju. Aku berjingkrak-jingkrak sambil mengapit lengan Mas Amar.

Dinner berempat dalam sebuah Lesehan Bakso Mas Kuri. Akhirnya, aku dikenalkan oleh pacar Ca. Namanya, Pipit. Gadis remaja yang memiliki dua lesung pipi di kiri kanannya. Bagaimana mungkin Ca sanggup berpaling?

Mas Amar dengan Ca mengobrol soal kesibukan mereka sehari-hari. Aku dengan Pipit, membahas tentang di mana aku mengenal Ca. Pipit bilang padaku, kata Ca, "Kamu, asyik orangnya Darsi. Pantas saja, Ca sering membicarakan soal kamu. Aku kadang cemburu tahu." Aku tertawa mendengar pengakuan pacar Ca.

Sepertinya Ca tidak mendengar pengakuan Pipit. Mungkinkah ada sedikit rasa di hati Ca untukku. Sama seperti yang aku rasakan ketika berada di dekatnya. Jantungku meletup-letup tidak karuan. Rasa yang tidak perlu diungkapkan. Namun, dengan tindakan, orang lain pun bisa mengerti cara kami saling memandang.

Ternyata itu menjadi pertemuan terakhir aku dengan Ca. Sifat posesif Mas Amar kembali muncul ke permukaan. 

"De, hapus nomor Ca. Mas nggak suka kamu berhubungan dengan laki-laki lain. Minggu depan Mas mau melamarmu," tegas Mas Amar. Aku menunduk sedih. 

Harusnya aku bahagia dengan cara dia cemburu. Tindakannya membuatku merasa tidak nyaman. Aku turuti kemauan Mas Amar. Aku berhenti mendengarkan radio. Belajar melupakan Ca bertahun-tahun lamanya. 

Hingga akhirnya aku dengan Mas Amar menikah. Kenangan bersama Ca tidak pernah bisa aku lupakan dari ingatan. Dalam hati kecilku bertanya, "Apakah Ca masih mengenal dan mengingatku?" Entahlah.

***

Pemalang, 8 Desember 2022

#Cerpen

#RadioBerhentiMengudara

#KenangandanRindu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun