Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Berpuisi di Hadapan Presiden

20 Juni 2022   04:08 Diperbarui: 20 Juni 2022   06:59 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pernah sekali terpikir untuk memiliki impian ini, berpuisi dihadapan Presiden. Apakah aku bisa? Mungkinkah aku sanggup berdiri di atas mimbar dalam Istana putih kepresidenan.

Impian itu muncul saat usia remaja saat saya masih semangat mengikuti lomba membaca puisi. Dan, dari banyaknya kesempatan hanya satu kali kemenangan. 

Apakah patah semangat? Tentu tidak. Saya justru makin ingin mencoba berkali-kali.

Andaikan Pandemic di Indonesia tak pernah ada dan di Alun-alun Kota Pemalang masih sering mengadakan setiap tahun lomba membaca puisi dalam sebuah bazar buku. Tiga kali saya ikut lomba, tiga kali pula saya mengalami kegagalan tiap tahunnya. Sampai-sampai juri hafal dengan wajah saya ini.

Bukan hanya di alun-alun tiap acara di kampung pada bulan Agustusan saya akan mengisinya dengan membaca puisi. 

Saya mencintai puisi sejak dahulu, puisi adalah sebuah rangkaian kalimat tutur kata yang jujur namun tersamarkan dengan aksara diksi. Apik pembawaannya maka orang lain akan menikmatinya.

Saya memang bukan Penyair, saya hanya penikmat puisi dengan membaca puisi saya akan berubah menjadi orang lain. Tingkat kepercayaan diri meningkat. Tanpa rasa malu, saya dapat berekspresi sedih, bahagia dan tertawa lepas.

Di situlah kebahagiaan saya muncul tampil sederhana namun bisa menghibur banyak orang. 

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Impian terbesar itu akan terwujud nyata entah kapan harinya. Impian yang terlalu tinggi berhadapan dengan Presiden lewat puisi. Tampil di acara resmi seperti halnya acara politik pergantian presiden yang akan digelar pada tahun 2024. 

Bayangin dahulu saja, saya diundang lewat telepon diberikan layanan antar-jemput gratis berangkat pulang menuju Istana putih. Menjadi tamu penting untuk menuangkan puisi dengan tema pergantian presiden baru untuk Indonesia maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun