Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Jauh dari Ibu

3 April 2022   23:41 Diperbarui: 3 April 2022   23:46 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri diolah dari aplikasi Canva


Ramadan tahun ini jauh dari ibu, tinggal bersama ibu mertua terasa sangat berbeda.  Terkadang rindu akan perhatian sosok ibu sendiri.

Bersama ibu sendiri apapun yang saya inginkan bisa saya dapatkan. Sedih rasanya meninggalkan rumah ibu, terpaksa ibu tinggal sendirian tanpa anak. Sedangkan saya harus mengikuti keinginan suami.

Jika Ramadan bersama ibu, ibu saya akan menanyakan lauk apa yang ingin saya makan. Ibu akan membelikan bahan mentahnya dan saya yang akan memasaknya. Hati begitu senang tanpa ada kata kritikan pedas jika masakan saya terasa hambar ataupun kurang bumbu garam.

Di rumah ibu, saya bisa bekerja sama mulai dari pekerjaan rumah. Ibu mau mencuci piring, saya yang mencuci pakaian, menyapu dan mengepel. Banyaknya pekerjaan tak pernah membuatku merasa murung dan lelah. Rumah ibu, rumah yang selalu saya rindukan. Lengkapnya peralatan dapur menjadi mudah saat memasak.

Di rumah ibu selalu tersedia beras, deterjen pakaian dan sabun cuci piring. Saya yang tidak pernah merasa kuatir jika semua kebutuhan habis. Saya tidak ada rasa canggung untuk meminta. Karena di rumah ibu hanya ada saya, saya adalah anak ketiga yang tinggal bersamanya. Kakak kedua yang sudah menikah sudah tinggal dengan suaminya di Kota Tegal. Anak pertama ibu sudah tiada dengan anak terakhirnya. Terhitung empat bersaudara, dua masih hidup dan dua anak sudah tinggal di dalam Jannah.

Kini setelah Ramadan jauh dari Ibu dan tinggal bersama ibu mertua. Saya baru tahu arti kasih sayang sosok ibu yang sebenarnya. Di sini saya dipaksa untuk bisa menjadi sosok yang mandiri. Di sini saya harus ikhlas menerima. Menerima jika uang menipis, tak mungkin bisa meminta ibu mertua.

Yang biasanya saya senang melakukan pekerjaan rumah, selalu seperti terpaksa. Yah, saya merindukan sosok ibu saya. Tapi, apapun keadaannya saya harus belajar untuk bisa mandiri. Belajar untuk menjadi sosok ibu yang bisa diandalkan untuk anak dan suami. Belajar jika nanti memiliki rumah sendiri saya juga akan melakukan pekerjaan rumah sendiri. Tanpa ada bantuan dari siapapun kecuali sang suami.

Ramadan tahun ini, saya berusaha ikhlas menghadapi semua ujian dari Allah. Melayani kewajiban sebagai seorang istri. Meski terkadang suami menyuruh untuk memasak untuk semua penghuni rumah. Dan, mencuci piring seperti bekerja di rumah makan. Saya harus bersedia tanpa ada kata tidak.

Ramadan tanpa ibu, ramadan penuh sendu. Ramadan penuh kerinduan untuk ibu tercinta.

***

Pemalang, 3 April 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun