Mempertahankan hubungan selama 9 tahun itu tidak mudah. Kami melewati banyak cobaan.
Menurut Suami, dia bahagia perjuangan selama 9 tahun akhirnya bisa sampai menikah.
Atas restu Allah, serta kehendak-Nya kami bisa lulus melewati ujian. Kuncinya adalah sabar dan berdoa.
Seperti saat dia sabar menunggu Kakak perempuan Saya menikah. Setelah kakak saya menikah, kami tidak langsung menikah malah harus menunggu setahun lagi. Ini permintaan dari keluarga saya.
Mungkin jika tidak ada rasa cinta dan kasih sayang dia sudah lelah. Kemudian akan meninggalkan, dan mencari pengganti lain untuk segera dinikahi. Tapi, dia begitu setia selama 9 tahun ini.
Bahkan Tuhan memberi cobaan bertubi-tubi, di hari menjelang pernikahan. Demi syarat pernikahan yang sah di mata agama. Dia berusaha untuk bisa menghadirkan Bapak menjadi wali dalam pernikahan.
Itu sangat sulit, karena alasan pribadi. Saya dari keluarga broken home, Bapak menikah lagi. Sedangkan kakak perempuan saya menikah hanya bermodalkan tanda tangan Bapak dalam bentuk surat wali. Bapak tidak dapat hadir, mungkin desakan dari Sang Istri yakni Ibu tiri.
Suami tidak ingin seperti itu, berbagai cara dilakukan untuk menghadirkan Bapak di Moment bahagia kami. Akhirnya, Bapak setuju namun dengan syarat hanya bisa datang ke KUA saja.
Sedih, memang. Rencana akad yang seharusnya diselenggarakan di rumah pada tanggal 25 Desember tahun 2020, dimajukan menjadi tanggal 17 Desember tahun 2020. Lebih cepat, dari bayangan saya. Tak masalah.
Sebab sebuah rencana, bisa saja berubah atas kehendak Tuhan. Alhamdulillah, diberi kelancaran proses akad dan resepsi pernikahannya. Meskipun ditanggal yang berbeda.
Rahasia selama 9 tahun pacaran, adalah memperjuangkan cinta dan ketulusan rasa sayang yang berlebih.
