“Iya Nek, tidak usah report. Biarlah kita sendiri yang sediakan apa kebutuhan kita sendiri, Edwin bisa kita bantu, Nek!” Raka menambahkan.
“Lebih baik nenek duduk saja di kursi tengah!” Edwin menuntun neneknya dan mendekatkan kursi di ruang tengah ke neneknya.
Edwin masuk ke dapur, dibantu Agung memasak air dan menyeduh kopi. Udara Malang sangat terasa dingin, kebiasan di daerah dingin seperti kota Malang minum kopi bisa seperti minum obat sehari bisa 3 gelas. Setelah selesai menghidangkan kopi, mereka bergabung di ruang tamu.
“Win, kalau lapar nanti ajak teman-teman ke warungnya tantemu di pasar. Nenek sudah tidak kuat masak, tantemu selalu mengirim makanan buat nenek setiap hari!” Nenek bercerita.
“Iya nek. Edwin bisa makan di luar nanti, rencannya liburan di Malang 4 hari nek.” Edwin menyampaikan berapa lama mereka liburan di Malang.
“Maaf ya nek. Kalau kedatangan kami merepotkan nenek. Untuk makan kami tidak usah khawatir, kami bisa makan di luar sambilan jalan-jalan di kota Malang.” Bagus menambahkan penjelasan Edwin.
“Baik, terserah kalian saja. Nenek sudah lama tidak masak, semenjak kakekmu meninggal Tante dan om Edwin yang setiap hari mengurus semuanya.” Nenek Edwin bercerita.
“Oh ya Nek. Rencananya nanti kami tidur di rumah sebelah, kalau di sini, bisa mengganggu nenek.” Edwin meminta ijin ke neneknya untuk tidur di rumah sebelah.
“Iya wis Win. Kalian mau tidur di mana saja tidak apa-apa, rumah sebelah sudah lama tidak di tempati lho. Coba bersihkan dulu 2 kamar itu, kuncinya itu di atas almari nenek.” Jawab nenek Edwin.
“Iya nek. Edwin akan bersihkan sekalian kita pel saja, mumpung banyak temannya,nek.” Jawab Edwin beranjak berdiri mengambil kunci yang berada di almari neneknya.
“Iya nek. Kita bersihkan dulu ya nek, mumpung masih pagi !” Heru menambahkan.