Mohon tunggu...
Akrim Lahasbi
Akrim Lahasbi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Lulusan S1, sedang mencari Beasiswa untuk S2 | Penulis Frelance | Kader IMM | Penulis Buku Indonesia, Pemuda Dan Krisis Pemikiran | Buku Ironi Bangsaku | Wakil Presiden Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta. Email : akrimlahasbi8@gmail.com Wa : 0812-3898-4942

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ikoy-ikoy, Pelajaran Positif Tentang Sosio-Ekonomi

3 Agustus 2021   14:11 Diperbarui: 3 Agustus 2021   14:23 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditengah Pandemi, dengan kondisi ekonomi masyarakat yang kian terpuruk sudah tentu imbas pada ekonomi negara yang tidak dapat dikendalikan secara baik. Kehidupan sosial juga ketika diamati harus menjadi jalan terbaik untuk menghubungkan value kehidupan. 

Tentu saya melihat aktivitas media beberapa hari belakangan dengan istilah ikoy-ikoy. Saya pikir teman-teman pembaca pasti tahu apa itu ikoy-ikoy yang sebelumnya di gagas oleh influencer juga pengusaha muda Arief Muhammad melalui akun Instagram. Ikoy-ikoy meramaikan nuansa sosial media dengan membagikan sebagian rezeki penggagas kepada pengikutnya yang beruntung. 

Melihat hal itu, saya teringat dengan bacaan saya sehari sebelumnya "....bukn siapa tapi apa. Serta bukan persoalan berapa banyak memberi, tapi seberapa ikhlas dalam berbagi ". Ungkapan ini menghiasi pemikiran saya tentang manusia terbaik yaitu manusia yang tidak memikirkan materi dan nominal tapi ikhlas menjadi perantara rezeki bagi manusia lainnya. 

Maka dari itu saya berpikir bahwa ikoy-ikoy adalah domain kebaikan untuk siapapun yang beruntung dari orang yang ikhlas. Oleh sebabnya, dua pelajaran positif yang penulis dapatkan dan kembangkan dalam tulisan ini dengan mengkaitkan aktivitas ikoy-ikoy = Sosio-ekonomi. 

1. Doa Kebaikan itu berbalik 

Mengapa demikian? Kebutuhan masyarakat di tengah meningginya angka positif, perketat aturan yang mengakibatkan masyarakat kebuntuan dalam menjalankan sisi hidupnya. Seperti banyak yang PHK, dengan ikoy-ikoy ia dapat membuka usaha, ada juga yang terkendala dengan ekonomi (bayar kuliah, ngurus anak, paketan habis) dan lainnya dari masalah ekonomi yang dialami masyarakat. 

Ikoy-ikoy, dilakukan bukan karena semata tentang uang, bukan tentang followers tapi tentang investasi akhirat. Dibalik dari semua yang dilakukan tersebut, manusia diluar dari diri manusia yang lain tidak bisa memberikan pengaruh apapun, selain pribadi itu sendiri yang berpikir untuk melakukan kebaikan dengan fenomena sosial yang ada. Maka tentu saya pikir doa akan kebaikan tidak akan tertukar bagi siapapun selama ia masih pada rule-rule manusia yang memanusiakan. 

2. Investasi akhirat

Kebaikan di dunia akan dibalas pula di akhirat dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Saya mencoba memberikan analogi tentang investasi akhirat bahkan ikoy-ikoy adalah soal Ikhlas memberikan, ungkap Arief Muhammad di story' Instagramnya beberapa hari yang lalu sejak awal ikoy-ikoy mulai. 

Apa yang kita tanam itu yang kita tunai, apa yang kita lakukan maka itu pula yang dibalas, tetapi bagi Allah, jika satu kebaikan maka akan terhitung berkali lipat darinya. "Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap- tiap bulir seratus biji Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas karunia-Nya lagi maha mengetahui." (Q.S Al-Baqarah:261)

Tentu saja investasi akhirat bagi saya bisa dilakukan dengan berbagai macam terlepas dari segala pengaruh dan pandangan. Sebab kehidupan dunia ialah tentang sejauh mana ikhlas menjadi pintu membuka rezeki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun