Kebocoran APBN yang dikeluhkan Prabowo Subianto sejak beberapa tahun lalu kini ditanggapi oleh Jokowi, sebagai Presiden RI, Jokowi dinilai blunder pertanyakan kebocoran ini, pasalnya data yang dikeluarkan oleh Prabowo Subianto bukan tidak berdasar, bahkan kebocoran ini diakui oleh Menteri era Jokowi (sumber:Â cnbcindonesia.com).
Jika berdasar pada kasus korupsi yang melibatkan kerugian negara dari APBN, tiap tahun sekitar 30% APBN dikorupsi, bahkan data ICW menyatakan adanya peningkatan korupsi tahun 2017 (sumber: tempo.co).
Belum lagi markup pembangunan infrastruktur yang tentu menggunakan APBN bulan lalu sempat diungkap oleh Jusuf Kalla selaku Wapres RI, apakah hal ini bukan termasuk kebocoran?
Namun anehnya, Jokowi dan Jusuf Kalla terlihat tidak kompak, Jokowi pertanyakan data Prabowo terkait kebocoran anggaran negara, disisi lain, data Prabowo malah dibenarkan oleh menteri bahkan oleh Wakil Presiden, hal ini memperkuat dugaan kurangnya koordinasi antara Jokowi dengan menteri bahkan wakilnya sendiri.
Walaupun JK sendiri mengaku tidak mengetahui pasti jumlah kebocoran APBN, nemun mengakui pada pembangunan infrastruktur ada sekitar 25% anggaran negara yang bocor (sumber: cnnindonesia.com)
Memasuki musim politik, kedua kubu memperlihatkan mana yang lebih berkapasitas dalam memimpin, namun Jokowi sebagai capres petahana terlalu lebay dalam mengeluarkan statement, hanya demi mempertahankan kekuasaan, blunder demi blunder kerap kali diperlihatkan.
Selayaknya, Jokowi sebagai capres petahana dapat lebih cermat memilah informasi yang diberikan oleh orang di sekitarnya, bukan membantah argumen lawan tanpa tahu kebenarannya.