Mohon tunggu...
Akmal Abudiman Maulana
Akmal Abudiman Maulana Mohon Tunggu... Administrasi - Capital Markets - Teaching - Writing

Menulis membuat anda hidup

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Integrasi Transportasi Terpadu sebagai Lokomotif Pariwisata Dalam Negeri

12 November 2019   23:02 Diperbarui: 12 November 2019   23:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi IntegrasiTransportasi (Sumber: Kemenhub)

Pencapaian dan percepatan pembangunan transportasi dalam negeri dalam lima tahun terakhir ini patut diapresiasi. Pemerintah antara lain melalui Kementerian Perhubungan tidak saja berhasil memanifestasikan semangat yang terkandung di balik visi besar Nawa Cita yang digagas dan dielukan oleh Presiden Joko Widodo, tetapi juga berhasil meningkatkan peran transportasi sebagai penggerak aktivitas sosial ekonomi masyarakat. Ratusan trayek berhasil dibangun, bandara-bandara baru megah berdiri di beberapa daerah, dan berbagai pengembangan transportasi lainnya baik darat, laut dan udara.

Kini,  pembangunan transportasi yang begitu masif telah mengikis dinding sekat ketimpangan dan keterisolasian di daerah terluar, terdepan, tertingal, dan perbatasan. Konsep utama membangun Indonesia dari pinggiran, dan memperkuat daerah-daerah dan desa terus digaungkan. Gagasan dari "Jawa Sentris" menjadi "Indonesia Sentris" menjadi pijakan awal untuk terus mengembangkan transportasi terpadu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali di sektor pariwisata.

Kita sepakat bahwa Pariwisata merupakan sektor yang paling efektif untuk mendongkrak devisa negeri. Potensi pariwisata di Indonesia telah menjadi primadona tak hanya bagi wisatawan domestik, tetapi juga bagi wisatawan asing. Maka hal penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk terus mengoptimalkan dan meningkatkan kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB).

Target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sendiri di tahun 2019 telah mencapai 10,5  juta. Jumlah ini naik 2,67 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 10,58 juta kunjungan[i]. Besarnya potensi yang dimiliki di industri pariwisata membuat pemerintah yakin bahwa jumlah wisman yang ke Indonesia akan terus bertambah. Tak pelat, Pemerintah bahkan menargetkan  peningkatan kunjungan jumlah wisman bisa mencapai 18,5 juta orang per tahun dengan target penerimaan devisa antara 19-21 Miliar US Dollar. Meningkatnya kedatangan wisman ke Indonesia ini diharapkan bisa meningkatkan memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi[ii].

Berbagai upaya telah digencarkan pemerintah dalam memberikan stimulus pertumbuhan di sektor pariwisata. Di tahun lalu, pemerintah bahkan memperkenalkan 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN)  atau dikenal  Bali Baru dalam pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WB) 2018. 10 Bali Baru tersebut adalah Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo, Wakatobi, Labuan Bajo, hingga Morotai. Program pengembangan 10 destinasi setingkat Bali ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap peningkatan jumlah wisatawan. Dari 10 destinasi tersebut, Pemerintah telah menetapkan lima dengan status super prioritas yakni Danau Toba di Sumatera Utara; Borobudur di Magelang, Jawa Tengah; Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat; Bunaken di Sulawesi; dan Bangka Belitung.

Tak heran, salah satu fokus kerja Pemerintah pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 yaitu melakukan percepatan pembangunan infrastruktur untuk mewujudkan konektivitas yang menyambungkan daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata, khususnya di 5 (lima) destinasi pariwisata super prioritas. Pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan-kawasan produksi rakyat tak lepas menjadi fokus untuk terus digencarkan, termasuk  mengintegrasikan kawasan industri kecil dengan kawasan ekonomi khusus,dan kawasan pariwisata.

Integrasi Transportasi Terpadu

Salah satu unsur strategis dalam aktivitas kepariwisataan adalah sektor transportasi. Tansportasi merupakan media wisatawan dalam membawa wisatawan dari daerah asal menuju destinasi wisata. Namun di sisi lain, kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan gugusan gunung membuat transportasi mengambil bagian penting dalam menghubungkan antar wilayah di Indonesia. Kemudahan akses bagi transportasi yang secara langsung akan turut mendorong penambahan pembukaan penginapan, tur wisata, dan pedagang usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Aktivitas kepariwisataan banyak bergantung  pada  transportasi  dan  komunikasi. Faktor  jarak  dan  waktu  sangat  mempengaruhi keinginan  orang untuk  melakukan  perjalanan wisata.  Aksesibilitas pun menjadi  fungsi  utama dasar  angkutan  pariwisata. Keberadaan berbagai pilihan transportasi tentunya akan berkontribusi terhadap tingginya jumlah wistawan yang pada akhirnya berdampak pada  pertumbuhan pariwisata maju sangat pesat. Kemajuan fasilitas transportasi tentunya ikut mendorong  kemajuan bidang kepariwisataan  dan  sebaliknya.  Ekspansi  dalam industri pariwisata ini dapat meningkatkan permintaan transportasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Tambunan (2009) menyebutkan bahwa pemakaian  angkutan   untuk   keperluan wisata  jarang  yang  hanya  menggunakan  satu macam   angkutan   saja.   Pemakaian   angkutan hampir selalu merupakan kombinasi. Pemakaian angkutan banyak bergantung    pada   kondisi tempat   atau   daerah   tujuan   wisata. Oleh karena itu, integrasi transportasi terpaadu menjadi suatu keharusan dalam mendukung pariwisata.

Lebih lanjut, Tambunan (2009) menjelaskan bahwa hubungan  antara  pariwisata  dan transportasi  terutama  sangat  dipengaruhi  oleh dua elemen yaitu kemudahan  mengakses  tujuan  (convenient access), serta kualitas layanan transportasi yang harus memenuhi harapan   pengguna   seperti   tingkat   keamanan, kenyamanan, frekuensi, efisiensi dan keandalan. Transportasi  umum  akan  menarik  jika  ada sarana   dan   prasarana   transportasi   yang lengkap dari asal ke tujuan, serta  keleluasaan bagi wisatawan untuk  memilih  titik  awal  dan akhir perjalanan. Hal tersebut tentunya tetap mempertimbangkan waktu tempuh, biaya, akomodasi dan faktor lainnya.

***

Pada dasarnya, berbagai inisiatif dalam mengintegrasikan trnsportasi khususnya di kawasan wisata telah dan sedang terus dikerjakan dan dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan bahkan telah melakukan perencanaan pembangunan dan rehabilitasi fasilitas transportasi di 5 (lima) Bali Baru. Di Danau Toba, sejumlah infrastruktur transportasi telah dan akan dibangun antara lain melakukan pembangunan/rehabilitasi 12 Pelabuhan Danau, membuat satu kapal penyeberangan Ro-Ro dan satu unit Bus Air. Di Kawasan Mandalika akan dilakukan pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan, perbaikan fasilitas integrasi angkutan jalan, membiayai subsidi operasional angkutan antaramoda di Mandalika, merehabilitasi Pelabuhan Pamenang, melanjutkan pembanguna Pelabuhan Faspel Gili Terawangan, dan beberapa kawasan lainnya. Upaya dan inisiatif Kementerian Perhubungan ini menjadi wujud nyata dukungan terhadap sektor pariwisata tanah air.  Pekerjaan rumah selanjutnya adalah mengintegrasikan keseluruh elemen transportasi ini sehingga dapat menjadi medan magnet bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembangunan di sektor pariwisata.

Integrasi transportasi di sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi langkah yang berkelanjutan dalam upaya meningktkan kontribusi sektor pariwisata. Tentunya, pekerjaan rumah ini tidak hanya menjadi pekerjaan rumah buat Kementerian Perhubungan bersama perangkat media sosialnya yang senantiasa memberikan update terkini terkait pembangunan transpotasi terkini melalui FB:Kementerian Perhubungan RI, Twitter: @kemenhub151, dan IG: @Kemenhub151. Pekerjaan ini menjadi tangung jawab kita semua. Sinergitas antara Kementerian, termasuk Kementerian Pariwisata, PUPR, Pemda dan pihak terkait lainnya.  Dukungan kolektif dari masyarakat juga diperlukan termasuk peran aktif masyarakat dalam memelihara dan menggunakan transportasi serta infrastruktur transportasi dengan sebaik-baiknya, termausk menjaga kawasan wisata.  Dengan demikian, sinergitas peran ini mampu menjadi mengakselerasi  transportasi terpadu sebagai lokomotif dalam memajukan pariwisata di Ibu Pertiwi..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun