Ramadan menjadi bulan yang special bagi seluruh umat muslim. Kenapa special? Karena bulan ini menuntut seluruh umat muslim di seluruh dunia, mengendalikan segala bentuk hawa nafsunya.Â
Pengendalian hawa nafsu ini juga bisa diartikan sebagai bagian dari introspeksi diri. Sebuah ruang untuk bisa merenungkan segala bentuk kesalahan, dan berjanji untuk tidak melakukan lagi.Â
Namun yang terjadi saat ini, masih banyak melakukan perilaku tidak baik secara vulgar. Baik itu di dunia maya ataupun dunia nyata.
Ketika Ramadan, seringkali kita menyaksikan bagaimana potret toleransi di Indonesia. Banyak orang menunjukkan aktifitas saling berbagi antar sesama. Banyak potret bagaimana umat non muslim memberikan penghormatan pada umat muslim untuk menjalankan ibadah.Â
Banyak pula potret bagaimana kebersamaan antar umat muslim, baik itu ketika beribadah di masjid ataupun aktifitas positif lainnya. Semuanya itu dapat kita lihat, karena Ramadan memang menuntut umat muslim untuk memperbanyak ibadah dan perbuatan baik.
Apa yang terjadi di bulan Ramadan, pada dasarnya juga bisa kita lihat dalam perilaku yang selalu ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Tidak pernah ada literasi yang menyebutkan bahwa Rasulullah mengajarkan kekerasan atau permusuhan.Â
Nabi selalu mengajarkan perdamaian. Selalu mengajarkan bagaimana menjaga nilai persudaraan dan penghormatan atas sesama, termasuk umat non muslim sekalipun. Dan dalam Islam pun, juga mengajarkan hidupa berdampingan dalam keberagaman.
Namun, dalam perkembangannya manusia seringkali tidak bisa mengontrol bibit negatif yang ada dalam tubuhnya. Bibit negatif yang dimaksud adalah kebencian.Â
Mari kita kontrol kebencian ini agar tidak menyebar. Justru kalua kitab isa kendalikan, pelan-pelan kita hilangkan. Kenapa harus begitu? Karena kebencian hanya akan mendekatkan diri pada intolenrasi dan radikalisme.Â
Berawal dari kebencian, akan mudah memunculkan kebiasaan menjelekkan atau mengkafirkan orang lain, hanya karena perbedaan keyakinan.
Ramadan harus dijadikan momentum untuk introspeksi dan berubah. Mari pelajari pesan perdamaian dan toleransi yang diajarkan dalam ajaran Islam.Â
Mari pahami secara benar, lalu implementasikan dalam setiap ucapan dan perilaku. Jika selama ini terpapar doktrin radikalisme yang menyesatkan, waktunya untuk meninggalkan.Â
Bagaimana caranya? Gunakan logika. Apakah menebar kebencian yang mengatasnamakan agama diperlukan? Apakah melakukan provokasi dan intoleransi yang mengatasnamakan agama dibenarkan? Jika logika kita mengatakan tidak bagus, maka tinggalkan.
Ramadan  harus menjadi media pencerahan buat kita semua. Dengan belajar mengendalikan segala bentuk hawa nafsu yang tidak baik, diharapkan kita bisa tumbuh menjadi manusa yang humanis, peduli dan saling menghargai antar sesama.Â
Tentu kita juga perlu generasi yang tetap peduli terhadap sekitarnya. Dengan saling peduli, akan memunculkan penghargaan dan sifat saling membantu antar sesama.Â
Setop menebar kebencian. Setop mempersoalkan keberagaman dan perbedaan yang ada. Salam.