Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masyarakat Perlu "Vaksin" Anti Hoaks dan Kebencian

21 Januari 2021   20:56 Diperbarui: 21 Januari 2021   21:14 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - islamramah.co

Hoaks, provokasi dan propaganda radikalisme, nyatanya tidak begitu saja hilang di negeri ini. Bibit kebencian seakan terus berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. 

Untuk bisa melawan dan menghilangkan bibit kebencian ini, memang butuh konsistensi dan 'vaksin'yang tepat. Hal ini penting agar kita tidak lupa akan jati diri sebagai bangsa Indonesia, yang ramah, helpful, dan menghargai kemanusiaan.

Saat ini dunia memang sedang susah. Pandemi covid-19 telah membuat semua negara, termasuk Indonesia terus berjibaku untuk melawan virus yang mematikan. Tidak hanya membuat nyawa orang melayang, virus ini juga telah memukul perekonomian hampir semua negara.

Pertumbuhan perekonomian global jatuh ke jurang resesi, akibat adanya lockdown sejumlah negara dan pembatasan aktifitas manusia. Kini, semua orang berharap dengan adanya vaksin, virus mematikan ini benar-benar bisa mati.

Harapan yang sama, juga bisa ditujukan untuk bibit kebencian yang ada dalam diri dan negeri ini. Harus dicarikan vaksin agar benar-benar mati. Lalu, vaksin seperti apa yang diperlukan? Untuk kali ini, vaksin tidak perlu diimpor dari negara lain. 

Karena vaksinnya sudah ada di Indonesia, sudah ada dalam adat istiadat dan budaya masyarakat Indonesia. Vaksin yang dimaksud adalah Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, dipercaya bisa menangkal segala pengaruh buruk bagi negeri ini.

Tidak hanya itu, pemerintah juga telah menandatangani, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (RAN PE). 

Perpres ini diharapkan juga bisa menjadi vaksin baru, untuk memberantas aksi terorisme dan ekstrimisme, yang belakangan ini marak terjadi. Mencegah lebih baik dari pada setelah kejadian, kita baru melakukan antisipasi. 

Dalam rangka tercapainya keamanan dan ketertiban nasional, Langkah pemerintah dalam mengeluarkan 'vaksin'untuk menangkal segala paham menyesatkan, patut diberikan apresiasi.

Seperti kita tahu, kemunculan hoaks, provokasi, ujaran kebencian dan propaganda radikalisme ini terus berkembang menyesuaikan zaman. Oknum yang tidak bertanggung jawab itu, terus saja menyebarkan tak mengenal waktu. 

Dalam kondisi bencana pun terkadang hoaks masih suka dimunculkan. Bahkan di masa pandemi seperti sekarang ini, masih ada oknum yang menyebarkan hoaks agar masyarakat membenci kebijakan pemerintah, yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.

Pola semacam ini pada dasarnya bukanlah hal yang baru. Pola yang biasa digunakan oleh kelompok radikal, untuk mendapatkan simpati publik, dengan menyalahkan pihak lain. 

Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang terprovokasi dan melampiaskan amarahnya ke arah perilaku tindak kekerasan. Jika kita melihat pada tahun-tahun sebelumnya, persekusi masih saja terjadi. Ironisnya, perilaku intoleran ini dilakukan oleh individu atau ormas yang mengklaim sedang menegakkan ajaran agama. Sungguh tidak masuk akal.

Penyebaran virus corona yang begitu kencang ini, nyatanya juga tak kalah kencang dengan penyebaran hoaks terkait penanganan virus ini. Untuk itulah, vaksin penangkal bibit kekerasan dan kebencian ini, juga harus terus digalakkan oleh kita semua, agar toleransi tetap terjaga. Agar keberagaman di negeri ini tetap terjaga. Salam toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun