Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corona, Masker, dan Merdeka dari Hoaks dan Hate Speech

15 Agustus 2020   12:29 Diperbarui: 15 Agustus 2020   12:46 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Corona dan Hoaks - ayojakarta.com

Pandemi covid-19 masih terus terjadi di belahan bumi ini. Mayoritas negara terserang virus ini, termasuk Indonesia. Satu persatu nyawa melayang, akibat penyebaran virus ini. Bahkan, angkanya pun semakin hari semakin bertambang.

Banyak yang berpikir virus ini berbahaya. Tapi mungkin hanya sebagian orang saja yang mempunyai pola pikir semacam ini. Bahwa perilaku kita juga tidak kalah berbahaya jika bertemu dengan virus yang mematikan tersebut. Apa maksudnya?

Ya, virus corona ini menuntut adanya perubahan perilaku pada diri setiap manusia. Salah satunya dituntut untuk senantiasa mengenakan masker ketika beraktifitas. Tidak hanya di luar rumah, di dalam kantor pun juga dianjurkan mengenakan masker, menyusul merebaknya klaster baru di perkantoran.

Perubahan perilaku ini tentu diperlukan komitmen semua pihak. Tanpa adanya komitmen semua pihak, tentu penyebaran covid-19 di perkantoran atau di lingkungan manapun, akan sulit dilakukan.

Hingga 14 Agustus 2020, jumlah kasus positif karena covid-19 di Indonesia sudah mencapai 135.123 kasus. Penambahan per hari selalu diatas seribu kasus, bahkan pada tanggal 13 Agustus kemarin mencapai diatas 2.000 kasus.

Penambahan yang sangat signifikan ini tentu saja juga sangat dipengaruhi bagaimana kita berperilaku di tengah pandemi ini. Banyak orang masih tidak percaya covid, sampai akhirnya membuat pernyataan-pernyataan yang membingungkan di dunia maya.

Seperti kita tahu, ujaran kebencian, hoaks dan segala pernyataan yang menyesatkan, masih sering kita temukan di media sosial. Dari tahun politik hingga saat ini.

Bahkan, kelompok-kelompok intoleran masih terus menggunakan pola ini, untuk membuat kegaduhan agar bisa menyusupkan propaganda radikalisme. Ketika terjadi bencana alam, hoaks dan hate speech masih muncul. Ketika terjadi terorisme, atau bahkan masa pandemi seperti sekarang ini, masih saja ada.

Dengan adanya anjuran untuk mengenakan masker di masa pandemi, secara tidak langsung ini merupakan peringatan kepada kita semua untuk menjaga mulut dan lisan.

Mungkin selama ini kita terlalu banyak omong, sampai akhirnya tidak bisa mengerem, tidak bisa mengendalikan, bahkan tidak bisa membedakan mana baik mana buruk. Dengan alasan bagian dari kebebasan berekspresi, semua omongan begitu vulgar disebarluaskan.

Mari kita belajar dari pandemi ini, untuk terus melakukan introspeksi. Dibalik penyebaran virus corona, ternyata bisa kita jadikan pembelajaran bersama, untuk menjaga perilaku. Jika kita tidak bisa menjaga jarak, potensi terpapar lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun