Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kurban dan Semangat Meringankan Beban di Tengah Pandemi

1 Agustus 2020   13:28 Diperbarui: 1 Agustus 2020   13:24 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Berbagi - menara62.com

Hari raya Idul Adha pekan ini sangat special. Hari raya yang ditandai dengan penyembelihan dan pembagian daging binatang ternak ini terjadi di masa pandemi virus corona. Kenapa disebut special? Karena ini bisa menjadi pembelajaran bersama buat kita semua. Terlebih saat ini semua manusia di bumi ini sedang menghadapi virus corona, yang terus memakan korban dan memberikan dampak negative bagi perekonomian.

Semangat kurban yang diajarkan melalui hari raya kurban ini adalah semangat berbagi. Yang lebih dalam lagi adalah semangat untuk berterima kasih. Terkadang diantara kita tidak sadar, bahwa apa yang kita dapatkan saat ini sebenarnya merupakan pemberian dari Tuhan YME. Manusia berusaha, tapi jika Tuhan tidak berkehendak tidak akan terjadi. Karena itulah kita harus terus berterima kasih atas segala yang telah diberikan Tuhan kepada kita semua.

Dan untuk itulah segala ucapan dan perilaku kita harus mencerminkan perilaku terima kasih. Kita tidak hanya menerima rezeki dari Tuhan, tapi kita juga harus mengasih atau mendistribusikan rezeki yang diterima tersebut untuk dikasihkan kepada yang berhak. Siapa yang berhak? Keluarga, fakir miskin dan kepentingan yang lebih luas. Apa yang kita dapatkan harus kita bagikan, agar yang kurang beruntung bisa menjadi beruntung, agar yang tidak bisa makan bisa makan, agar yang kurang senang bisa menjadi senang.

Apa yang kita bagikan bentuknya bisa bermacam-macam. Jika kita berkelibihan makanan, kita bisa membagikan sebagian makanan. Jika kita berkelebihan uang, kita bisa berbagi untuk kepentingan yang lebih penting. Atau jika kita tidak punya keduanya, tapi kita punya waktu yang lebih, kita bisa bagikan untuk membantu jika ada yang membutuhkan pertolongan.

Semangat saling berbagi ini pada dasarnya juga telah diajarkan nenek moyang sejak dulu. Semua ajaran agama yang ada di Indonesia, juga mengajarkan hal yang sama. Perpaduan keduanya bisa kita terapkan dalam pikiran dan perilaku kita. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Seorang tarzan pun tetap membutuhkan bantuan para binatang untuk bisa tumbuh menjadi manusia. Apalagi manusia modern seperti kita, tetap perlu bantuan manusia yang lain. Karena itulah, saling memahami, mengerti, menghormati dan tolong menolong merupakan keniscayaan dalam kehidupan manusia.

Semoga di era milenial yang penuh dengan kemajuan teknologi ini, kita tetap mau membagikan apa yang kita punya, untuk lingkungan sekitar. Para tenaga medis saat ini membagikan keahlian, waktu dan tenaganya untuk terus meredam penyebaran virus corona. Semua pihak melakukan hal yang sama sesuai keahliannya masing-masing. Mari kita terus membagikan ruang untuk berbagi informasi yang inspiratif dan menyejukkan. Mari kita terus memberikan kurban-kurban yang lain, sesuai dengan konteks yang dibutuhkan saat ini. Salam berbagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun