Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Kerajaan, Halusinasi, dan Potensi Hilangnya Rasionalitas

29 Januari 2020   00:31 Diperbarui: 29 Januari 2020   00:39 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar dari tribunnews.com

Belakangan, publik ramai dikejutkan dengan klaim keraton agung sejagat yang menguasai negeri ini, bahkan negara lain. Jika kita lihat dari sisi kejayaan kerajaan nusantara, Indonesia memang sudah mempunyai bibit negara besar. Ketika Majapahit berkuasa, patih gajah mada ketika itu sudah melontarkan nuswantara, yang menjadi cikal bakal nusantara. Daerah kekuasaan majapahit pun tidak hanya Indonesia saat ini, bahkan sampai ASEAN dan konon katanya samapi madagaskar. Kejayaan masa lalu ini, tentu tidak bisa diwujudkan di era sekarang.

Belakangan kejayaan itu coba dimunculkan kembali oleh sebagian orang. Muncullah keraton agung sejagat, yang diklaim mempunyai asset di seluruh dunia. Belakangan diketahui ternyata hal ini merupakan modus penipuan, dan keraton yang dimunculkan adalah fiktif. Pelaku sengaja mengeluarkan bujuk rayu ke masyarakat untuk menjadi pengikutnya.

Modus penipuan yang dilakukan adalah dengan memberikan iming-iming jabatan. Syaratnya membayar uang Rp 3-30 juta. Setelah mendapatkan jabatan, gaji yang akan mereka terima berlimpah. Ironisnya, tidak sedikit dari masyarakat yang mempercayainya dan menjadi korban.

Setelah keraton agung sejagat muncul di Purworejo, Jawa Tengah, muncul lagi Sunda Empire di Bandung, lalu muncul Kesultanan Selaco di Tasikmalaya, Jawa Barat.  Di Blora juga muncul keraton Djipang.

Di daerah lain lagi muncul Kerajaan Kandang Wesi. Yang terbaru muncul Kerajaan Warteg Bahagian di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Bisa jadi, akan ada lagi kerajaan-kerajaan aneh lagi yang akan bermunculan. Pertanyaannya, kenapa kerajaan aneh ini muncul dalam waktu seketika?

Salah satu motif yang terlihat dibalik kerajaan-kerajaan ini adalah motif ekonomi. Keraton Agung Sejagat muncul ternyata ada motif penipuan dibelakangnya. Segala romantasime kejayaan yang dibangun masa lalu itu, ternyatanya hanyalah fiktif belaka. Kerajaan yang lain mengklaim tidak ada unsur penipuan. Namun dibalik itu semua, ada unsur pembodohan yang sengaja dimunculkan. Banyak sejarah yang diputarbalikkan. Masyarakan dibawa pada halusinasi-halusinasi yang tidak ada ujungnya. Dan ironisnya, ada saja masyarakat yang mempercayainya.

Fenomena kerajaan yang penuh halusinasi ini, tak jauh berbeda dengan halusinasi yang ditawarkan ISIS melalui konsep negara khilafah. Prapaganda yang salah sengaja dimunculkan, kebenaran dijungkirbalikkan, bahkan nilai-nilai agama direduksi untuk mendapatkan trust dari masyarakat.

Sampai akhirnya banyak orang dari berbagai belahan negeri ini berbondong-bondong bergabung dengan kelompok ISIS. Nyatanya, tidak ada satupun negara di dunia ini yang mengadopsi konsep khilafah ISIS. Karena yang terjadi adalah setiap hari banyak orang yang dibunuh hanya karena berbeda pandangan atau keyakinan.

Kini, ISIS telah hancur. Para pengikutnya tercerai berai dan berusaha ingin membangkitkan kekuatan baru, termasuk di Indonesia. Namun, ideologi khilafah tidak sepenuhnya hilang. Apa yang bisa kita jadikan pembelajaran? Jadilah pribadi yang rasional.

Gunakan akal sehat yang diberikan Tuhan, untuk kita jadikan alat dalam mencerna setiap informasi. Janji manis yang ditawarkan kerajaan-kerajaan tersebut jelas tak terbukti. Janji indah itu hanyalah halusinasi belaka. Jika rasionalitas dalam diri ini sengaja kalian hilangkan, kalian tidak akan mempunyai filter lagi dalam kehidupan sehari-hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun